Hikmahanto: Jika Trump Presiden, Perang Timur Tengah Bisa Seret Negara Lain

Hikmahanto: Jika Trump Presiden, Perang Timur Tengah Bisa Seret Negara Lain

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Minggu, 06 Okt 2024 07:30 WIB
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana dalam diskusi Warga Tanpa Warga Negara di kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (19/8/2016)
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta -

Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, berpendapat Israel harusnya menyerang fasilitas nuklir Iran sebagai balasan atas rentetan serangan rudal terbaru yang diluncurkan republik Islam tersebut. Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana meyakini perang Israel dan Iran akan tereskalasi jika Trump yang menjadi Presiden AS nantinya.

"Ini yang saya khawatirkan kalau Trump jadi presiden. Justru mendorong perang terbuka dan perang bereskalasi. Kalau Trump terpilih, maka perang di Timur Tengah akan bereskalasi, bahkan bisa menyeret negara-negara lain," kata Hikmahanto saat dihubungi, Sabtu (5/10/2024).

Hikmahanto menjelaskan alasan perang bisa merembet semakin besar. Dia menyebut saat Iran meluncurkan serangan ke Israel, pihak Rusia datang seakan memberi sinyal akan membantu Iran jika Amerika Serikat mendukung Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin waktu Iran lakukan serangan segera setelah itu PM Rusia datang ke Iran. Ini memberi sinyal ke AS kalau AS membantu Israel maka Rusia akan berada di belakang Iran. Belum lagi Irak akan berada di belakang Iran. Demikian juga Korut meski tidak punya masalah dengan Israel yang penting kalau AS ada di suatu peperangan maka Korut akan ada di situ untuk berhadap-hadapan," ucapnya.

Hikmahanto mengatakan perang di Timur Tengah saat ini belum meluas karena Amerika Serikat masih dipimpin Joe Biden. Dia menyebut yang dilakukan Biden mencegah perang dunia ini hanya akan dilakukan oleh capres pesaing Donald Trump, yakni Kamala Harris

ADVERTISEMENT

"Saat ini kan Joe Biden buat pernyataan kalau PD 3 menurut dia tidak akan terjadi. Tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Nah, dalam konteks itu, saya yakin Biden sedang melobi Israel untuk tidak menyerang balik Iran. Bahkan mungkin meminta PM Netanyahu untuk tidak lagi menyerang Hamas dan Hizbullah. Apa yang dilakukan oleh Biden saya yakin akan diteruskan oleh Kamala Harris tapi tidak akan diteruskan oleh Trump," jelasnya.

Simak juga Video 'Trump: Jika Saya Menang Dunia Akan Damai':

[Gambas:Video 20detik]



Simak pernyataan Trump di halaman berikutnya.

Pernyataan Trump

Trump sebelumnya mengatakan yakin Israel harus menyerang fasilitas nuklir Iran sebagai balasan atas rentetan serangan rudal terbaru yang diluncurkan republik Islam tersebut.

Mantan presiden tersebut, yang berbicara di sebuah acara kampanye di North Carolina, merujuk pada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Presiden Joe Biden minggu ini tentang kemungkinan Israel menargetkan program nuklir Iran.

"Mereka bertanya kepada dia (Biden), apa pendapat Anda tentang Iran, apakah Anda akan menyerang Iran? Dan dia berkata, 'Selama mereka tidak menyerang nuklir.' Itulah hal yang ingin Anda serang, bukan?" ujar Trump dalam acara kampanye di Fayetteville, dekat pangkalan militer utama AS, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (5/10).

Sebelumnya, Biden ditanya pada hari Rabu lalu, apakah dia akan mendukung serangan terhadap situs nuklir Iran, dan Presiden AS itu mengatakan kepada wartawan: "Jawabannya adalah tidak."

"Saya pikir dia salah dalam hal itu," kata Trump pada hari Jumat (4/10) waktu setempat, menanggapi pertanyaan tentang hal tersebut. "Bukankah itu yang seharusnya Anda serang? Maksud saya, itu risiko terbesar yang kita miliki, senjata nuklir," katanya.

Halaman 2 dari 2
(maa/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads