Hari Bhakti Postel ke-79 Tanggal 27 September 2024: Tema dan Sejarah

Hari Bhakti Postel ke-79 Tanggal 27 September 2024: Tema dan Sejarah

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Jumat, 27 Sep 2024 13:02 WIB
Ilustrasi kalender
Foto: pch Vektor/Freepik
Jakarta - Tanggal 27 September 2024 memperingati Hari Bhakti Postel ke-79. Hari ini diperingati oleh Komunitas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), baik dari kalangan pemerintah, penyelenggara, pegiat, maupun masyarakat secara umum.

Hari Bhakti Postel memperingati sejarah pengambilalihan Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (PTT) oleh Angkatan Muda Pos Telegraf dan Telepon (AMPTT) dari kekuasaan pemerintah Jepang pada tanggal 27 September 1945.

Tema Hari Bhakti Postel ke-79 Tahun 2024

Untuk tahun ini, peringatan Hari Bhakti Postel ke-79 mengusung tema "Nusantara Digital untuk Indonesia Maju". Informasi tema ini sebagaimana dilansir berbagai akun resmi Kominfo, yang juga dipakai sebagai tema rangkaian kegiatan peringatannya.

Peringatan Hari Bhakti Postel dilaksanakan untuk mengenang jasa para pahlawan yang berjasa di industri pos dan telekomunikasi. Selain itu juga peringatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri pos dan telekomunikasi Indonesia.

Sejarah Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi

Mengutip dari Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), sejarah Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi atau Hari Bhakti Postel bermula sejak 1945. Hari ini dibentuk atas peran putra-putri Indonesia yang tergabung dalam AMPTT.

Pada tanggal 3 September, AMPTT mengadakan pertemuan yang dihadiri para pemuda-pemudinya, antara lain Soetoko, Slamet Soemari, Joesoef, Agoes Salman, Nawawi Alif dan lainnya. Untuk merealisasikan pemindahan kekuasaan, dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kantor Pusat PTT harus sudah dikuasai paling lambat akhir bulan September 1945.

Lalu pada 23 September 1945, Soetoko berunding dengan Ismojo dan Slamet Soemari dan menghasilkan sebuah keputusan yaitu meminta kesediaan segera dari Mas Soeharto dan R. Dijar untuk menuntut pihak Jepang supaya menyerahkan kekuasaan PTT secara damai. Jika pihak Jepang tidak mau menyerahkannya, akan ditempuh jalan kekerasan dengan kekuatan yang ada dan bantuan dari rakyat.

Besoknya, pada 24 September 1945, Soetoko meminta Mas Soeharto dan R. Dijar supaya menemui pimpinan PTT Jepang, Tuan Osada. Tujuannya untuk berunding dan mendesak agar hari itu juga pihak Jepang mau menyerahkan pimpinan Jawatan PTT secara terhormat kepada Bangsa Indonesia.

Namun perundingan yang dilakukan oleh Mas Soeharto dan R. Dijar bisa dikatakan gagal. Perundingan itu tidak membuahkan hasil apapun.

Setelah 3 hari berturut-turut diadakan perundingan dengan pihak Jepang dan terus gagal, tibalah hari yang bersejarah, yakni pada 27 September 1945. Mas Soeharto dan R. Dijar mengadakan perundingan dengan Pimpinan Jepang di Kantor Pusat PTT, hasilnya tetap gagal juga.

Namun sudah menjadi keputusan AMPTT bahwa tanggal 27 September 1945 kekuasaan atas Jawatan PTT harus direbut dengan kekerasan dari tangan Jepang. Akhirnya, pada hari itu juga, AMPTT siap dengan senjatanya masing-masing. Para rakyat dikerahkan dan massa sudah berkumpul di halaman selatan.

Soewarno dan pasukannya memasuki ruangan kantor yang dikuasai Jepang dan membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghalangi tekad AMPTT. Secara sukarela mereka menyerahkan senjatanya.

Setelah itu, rakyat Indonesia menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan Bendera Merah Putih di tiang listrik. Massa yang menjadi saksi perebutan Kantor PTT dari Jepang, lalu mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Akhirnya, peristiwa pengambilalihan Kantor Jawatan PTT dari tangan Jepang berhasil dilakukan oleh Angkatan Muda PTT pada 27 September 1945. Dengan begitu, maka tanggal 27 September diperingati sebagai Hari Bhakti Postel.

(wia/imk)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads