5 Fakta Duo Mahasiswa Hukum Rampas Motor Anak SMA Kini Jadi Tersangka

5 Fakta Duo Mahasiswa Hukum Rampas Motor Anak SMA Kini Jadi Tersangka

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 25 Sep 2024 07:02 WIB
Pencuri sepeda motor anak SMA di Jaksel. Dua pelaku di antaranya berstatus mahasiswa aktif.
Dua orang mahasiswa dan satu tersangka lainnya ditangkap usai merampas motor anak SMA di Jaksel. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Dua orang mahasiswa hukum sebuah universitas di Jakarta Selatan terlibat pencurian motor. Modus mereka merampas motor dengan mengaku sebagai debt collector.

Kedua mahasiswa itu berkomplot dengan empat orang lainnya. Tiga orang tersangka lainnya dalam pengejaran aparat kepolisian.

Kasus pencurian sendiri terjadi pada Rabu (18/9) pukul 06.30 WIB pagi di Jalan Madrasah Ampera, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Saat itu korban BM, siswa kelas 1 SMA, hendak pergi ke sekolah tiba-tiba dirampas motornya oleh para tersangka. Berikut fakta-faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dua Tersangka Mahasiswa

Total ada enam orang komplotan pelaku perampasan modus debt collector ini. Dua mahasiswa, YM dan ABbekerja sama dengan temannya berinisial Y sudah ditangkap, sedangkan tiga pelaku lainnya masih diburu.

"Dia hanya mengaku kuliah di salah satu universitas yang ada di Jakarta Selatan, Tanjung Barat. Masih aktif. Inisialnya AB dan YM mahasiswa fakultas hukum," kata Anggiat kepada wartawan, Selasa (24/9).

ADVERTISEMENT

Saat ini ketiga pelaku sudah diamankan pihak kepolisian, sementara tiga lainnya masih diburu. Mereka yang diamankan ditetapkan jadi tersangka dan ditahan.

"Pasal 363 sama 368 KUHP, pencurian dengan atau perampasan ancaman 5 tahun," tuturnya.


2. Modus Operandi

Saat itu para ketiga pelaku yang diamankan bersama tiga orang temannya yang masih buron sudah merencanakan pencurian. Mereka menghampiri korban dan berpura-pura menjadi petugas leasing.

"Jadi mereka ini kan mengendarai sepeda motor 4-5 motor, sesudah ketemu sasaran dengan anak-anak yang lugu dan anak sekolah, mereka berhentikan, sesudah itu motor ini masih ada sangkut pautnya dengan leasing kamu ikut ke kantor," ujarnya.

Para pelaku pun meminta identitas korban dan meminta korban ikut dengan mereka. Tak berselang lama, pelaku berdalih identitas korban terjatuh. Saat korban mencoba mencari identitas tersebut lah, pelaku lain beraksi dan membawa kabur motor korban.

"Sesudah itu diminta lah KTP-nya, kartu identitas. Sesudah dia minta identitas dan helmnya diambil, kira-kira jarak 10-55 meter di tempat sepi itu pura-pura dijatuhkan identitas korban. Sesudah dijatuhkan mereka berhenti minta korban ambil identitasnya, saat itu mereka kabur sepeda bawa motor itu," jelasnya.

3. Korban Lain di Pasar Minggu

Alih-alih berhenti, komplotan penjahat tersebut melakukan aksi serupa dengan modus yang sama di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Satu motor lainnya berhasil dibawa kabur oleh mereka. Motor hasil curian tersebut selanjutnya dititip di kawasan Pondok Gede untuk kemudian dijual.

"Motor korban dibawa kabur sama pelaku yang dititipkan di salah satu tempat penitipan di daerah pondok gede. Selanjutnya tersangka AB (DPO) dan E (DPO) kembali mencari target dengan modus serupa dan berhasil mengambil motor satunya lagi. Jadi dalam tempo 30 menit mereka sudah mendapatkan dua sepeda motor," jelasnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

4. Dalih buat Bayar Kuliah

Para pelaku berdalih melakukan pencurian tersebut karena himpitan ekonomi hingga untuk membayar uang kuliah.

"(Melakukan pencurian) karena impitan beratnya kehidupan di Jakarta. Ngakunya begitu, untuk membayar uang kuliah," kata Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela kepada wartawan, Selasa (24/9).

Anggiat menambahkan para pelaku sudah beraksi tahunan. Mereka sengaja menyasar korban anak SMA. Mereka bersama-sama melakukan aksinya mengaku sebagai petugas leasing hingga membuat para korban ketakutan.

"Sudah banyak TKP-nya sampai (para pelaku) tidak ingat. Sudah cukup lama karena berganti pasangan, sudah tahunan (beraksi pura-pura jadi petugas leasing)," ujarnya.

5. Menyasar Anak SMA

Anggiat mengungkapkan komplotan ini sudah tahunan beraksi. Sasaran mereka adalah anak-anak SMA yang lugu.

"Jadi sasarannya ini anak sekolah sama anak yang polos dan lugu. Jadi mereka (pelaku) ganti-ganti pasangan, mana yang mau, mana yang ikut, jadi mereka 4-5 motor berangkat, mereka komplotan," sambungnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads