Pemanfaatan PLTS Atap untuk Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim di Jakarta

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Rabu, 25 Sep 2024 08:15 WIB
Foto: Pemprov DKI Jakarta
Jakarta -

Perubahan iklim saat ini menjadi ancaman besar yang menghantui kota-kota di dunia, tak terkecuali Jakarta. Akibat perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi, Jakarta menghadapi bahaya serius, seperti peningkatan curah hujan yang disertai banjir.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan aksi mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satunya, dengan mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi/DTKTE) Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, langkah ini diharapkan dapat menekan emisi gas rumah kaca, sekaligus mengatasi masalah iklim. Hal ini mengingat wilayah Jakarta yang menjadi "lokomotif" perekonomian Indonesia. Aktivitas ekonomi yang memicu tingkat mobilitas penduduk tinggi, akan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat besar.

"Di sektor energi, langkah konkret yang dilakukan adalah pemanfaatan energi baru terbarukan dengan pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), penggunaan lampu jalan umum dengan LED (Light Emitting Diode), dan audit energi," papar Hari, di Jakarta, pada Selasa (24/9).

PLTS Atap Kurangi Dampak Perubahan Iklim

Pemprov DKI Jakarta berupaya mengoptimalkan pembangunan PLTS rooftop (atap) di sejumlah gedung milik pemerintah, guna mencapai target pengurangan emisi karbon di Jakarta sebesar 30% pada 2030 dan net zero pada 2050. Terutama gedung yang memiliki akses publik, seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sekolah, dan Gelanggang Olah Raga (GOR) yang tersebar di seluruh wilayah administrasi Jakarta. Adapun pemasangan PLTS ini mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon Berketahanan Iklim.

"Sampai akhir 2023, pembangunan PLTS di Jakarta sudah mencapai kapasitas sekitar 28,1 MW (Mega Watt). Di gedung pemerintah sendiri, kapasitas PLTS yang dibangun sebesar 3,8 MW (Mega Watt). Dari pembangunan PLTS rooftop, tercatat mampu mengurangi emisi sebesar 22 ton CO2," terang Hari.

Untuk tahun ini, kata dia, DTKTE membangun 8 PLTS dengan kapasitas 220 kWp (kilo Watt peak). Lokasinya berada di sekolah, GOR, dan puskesmas, dengan sistem on grid. Sementara itu, target pembangunan PLTS DKI Jakarta adalah 200 MW pada 2050. Hal ini tentunya akan meningkatkan energi terbarukan di Jakarta.

"PLTS rooftop merupakan salah satu aksi untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Manfaat PLTS rooftop adalah dapat mengurangi polusi udara dan emisi karbon, efisiensi energi bangunan, serta menghemat biaya energi," kata Hari.

Meskipun biaya awalnya tinggi, lanjutnya, penghematan tagihan listrik dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi pemilik PLTS. Lebih lanjut, Hari mengungkapkan, kehadiran PLTS ini dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik di gedung pemerintahan.

Namun, persentasenya berbeda-beda untuk setiap gedung. Hal ini ditentukan oleh keterbatasan luasan atap yang dapat dipasang PLTS, konsumsi energi di setiap gedung berbeda, serta kondisi iklim.

PLTS Atap Dukung Target Bauran Energi Indonesia 2025

Pembangunan PLTS atap yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dinilai turut mendukung target pencapaian bauran energi nasional. Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi. Salah satu langkah konkret yang dilakukan melalui diversifikasi energi fosil dengan energi bersih sesuai dengan yang sudah ditetapkan, yakni 23% pada 2025.

Dalam rangka mempercepat pencapaian target bauran energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong badan usaha, industri, hingga pemerintah daerah untuk mulai menggunakan PLTS atap.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu, menyatakan, optimalisasi pemanfaatan PLTS atap dapat memberikan manfaat, seperti mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Pemanfaatan PLTS atap juga bisa menghemat listrik pada siang hari dan dapat mengedukasi langsung masyarakat tentang EBT.

"Memasang PLTS atap merupakan langkah cerdas untuk masa depan berkelanjutan. Tentunya, bisa menghemat energi," tuturnya.




(anl/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork