BMKG: Kekhawatiran Ilmuwan Jepang soal Megathrust Persis Dialami Ilmuwan RI

BMKG: Kekhawatiran Ilmuwan Jepang soal Megathrust Persis Dialami Ilmuwan RI

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 14 Agu 2024 15:52 WIB
Gempa M 7,1 di Jepang terjadi di Megathrust Nankai. Ilmuwan Jepang sempat khawatir gempa tersebut. Ilmuwan RI juga punya kekhawatiran serupa. (dok BMKG)
Gempa M 7,1 di Jepang terjadi di Megathrust Nankai. Ilmuwan Jepang sempat khawatir gempa tersebut. Ilmuwan RI juga punya kekhawatiran serupa. (Foto: dok. BMKG)
Jakarta -

Gempa magnitudo (M) 7,1 terjadi di Jepang pada Jumat (8/8/2024) lalu. Kekhawatiran ilmuwan muncul karena gempa terjadi di Megathrust Nankai di bagian selatan Jepang.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia. Dia mengatakan ada 2 zona megathrust di wilayah Indonesia.

"Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap 'Seismic Gap' Megathrust Selat Sunda (M 8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M 8,9). Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daryono mengatakan BMKG sudah menyiapkan system monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi. Dia menjelaskan upaya edukasi yang dilakukan BMKG.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono (Eva-detikcom)Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono (Eva-detikcom)

"BMKG selama ini memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai, dan infrastruktur kritis (pelabuhan dan bandara pantai) yang dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS) dan Pembentukan Masyarakat Siaga tsunami (Tsunami Ready Community)," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, rangkaian edukasi dan mitigasi tersebut dilakukan untuk menekan potensi jatuhnya korban.

"Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempabumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim," ungkapnya.

Soal Megathrust Nankai Jepang

Gempa M 7,1 di Megathrust Nankai Jepang Selatan terjadi pada Jumat (8/8) pukul 14.42 WIB. BMKG turut memonitor dampak gempa tersebut di wilayah Indonesia.

"Patut disyukuri bahwa hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan adanya status ancaman 'waspada' dengan tinggi tsunami kurang dari setengah meter dan akhirnya terkonfirmasi, memang tsunami terjadi di Pantai Miyazaki Jepang dengan ketinggian 31 cm dan tidak merusak," katanya.

Gempa M 7,1 di Jepang terjadi di Megathrust Nankai. Ilmuwan Jepang sempat khawatir gempa tersebut. Ilmuwan RI juga punya kekhawatiran serupa. (dok BMKG)Sistem Tunjaman Nankai (Foto: dok. BMKG)

Dia mengatakan sumber gempa Megathrust Nankai terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki di Jepang Selatan. Megathrust Nankai adalah salah satu zona 'seismic gap' (zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir) dan diduga saat ini sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan/stres kerak bumi.

Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat. Di bawah ini adalah daftar rentetan gempa Megathrust Nankai yang destruktif, yaitu:

1. Gempa Hakuho Nankai - Tsunami pada tahun 684
2. Gempa Ninna Nankai pada tahun 887
3. Gempa Kōwa Nankaido pada tahun 1099
4. Gempa Shōhei Nankaido (M 8,4 - Tsunami) pada 3 Agustus 1361
5. Gempa Keichō Nankaido (M 7,9 - Tsunami) pada 3 Februari 1605
6. Gempa Hoei (M 8,7 - Tsunami) pada 28 October 1707
7. Gempa Ansei Nankai (M 8,4 - Tsunami) pada 24 Desember1854
8. Gempa Nankaido (M 8,4 - Tsunami) pada 21 Desember 1946

"Gempa-gempa dahsyat di atas hampir semuanya memicu tsunami. Sistem Megathrust Nankai memang sangat aktif. Berdasarkan data sejarah gempa tersebut di atas dapat dikatakan bahwa zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang bermagnitudo M 8,0 hingga lebih di setiap satu atau dua abad," jelasnya.

Daryono mengatakan palung Nankai memiliki beberapa segmen megathrust, namun jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang yakin palung tersebut mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga M 9,1.

Dia mengatakan ilmuwan Jepang sempat khawatir karena gempa besar tersebut dipicu oleh salah satu segmen di Megathrust Nankai. Di zona megathrust ini terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Gempa M 7,1 kemarin dikhawatirkan menjadi pemicu atau pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai.

"Jika kekhawatiran akan terjadinya gempa yang disampaikan para ahli Jepang tersebut menjadi kenyataan, tentu saja akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga akan memicu tsunami," ujarnya.

Namun Daryono mengatakan jika terjadi gempa besar di Megathrust Nankai, dipastikan deformasi batuan skala besar yang terjadi tidak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia. Sebab, lanjutnya, jarak tersebut sangat jauh dan biasanya dinamika tektonik yang terjadi hanya berskala lokal hingga regional pada sistem Tunjaman Nankai.

Gempa Dahsyat di Megathrust Nankai Bisa Picu Tsunami

Daryono mengatakan, jika gempa dahsyat terjadi di Megathrust Nankai, kemungkinan besar gempa besar tersebut dapat memicu tsunami. Sebab, setiap gempa besar dan dangkal di zona megathrust akan memicu terjadinya patahan dengan mekanisme naik (thrust fault) yang dapat mengganggu kolom air laut (tsunami).

"Tentu saja hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia. Namun demikian, kita tidak perlu khawatir karena apa yang terjadi di Jepang dapat kita pantau secara realtime dan kita analisis dengan cepat termasuk memodelkan tsunami yang bakal terjadi dan dampaknya menggunakan sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), sehingga BMKG akan segera menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian utara," kata dia.

Simak juga Video: BMKG Peringatkan Potensi Gempa 2 Megathrust di Indonesia

[Gambas:Video 20detik]




(jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads