3 Langkah Lagi Jadi Tentara bagi Joni Si Pemanjat Tiang Bendera

3 Langkah Lagi Jadi Tentara bagi Joni Si Pemanjat Tiang Bendera

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 10 Agu 2024 21:38 WIB
Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni saat ditemui di Makorem 161/Wirasakti, Kupang.
Foto: Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni saat ditemui di Makorem 161/Wirasakti, Kupang. (ANTARA/Kornelis Kaha)
Jakarta -

Cerita Joni Ande Kala gagal jadi tentara betul-betul menjadi perhatian TNI AD. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak ikut buka suara.

Jenderal Maruli menyebut Joni terus diproses dalam seleksi TNI. Namun, dia menegaskan ada syarat yang wajib dipenuhi Joni untuk lulus seleksi TNI.

"Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu," kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dilansir Antara, Sabtu (10/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama dengan orang lain, ada 3 langkah atau tahapan bagi Joni untuk diterima sebagai TNI. Tiga hal penting itu berupa tes psikotes, mental ideologi, dan kesehatan.

Setiap individu yang hendak menjadi anggota TNI disyaratkan untuk memenuhi kualifikasi ketiga tes tersebut dan mendapatkan nilai bagus agar menjadi prioritas untuk diterima.

ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak saat kunjungan kerja di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (30/7/2024). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak saat kunjungan kerja di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (30/7/2024). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)

Rangkaian tes tersebut dibuat untuk mendapatkan tentara yang berkualitas serta sanggup menjalankan tugas di segala situasi. Seperti tes kesehatan, calon tentara akan menjalani psikotes untuk mengecek kemampuan mengendalikan stres.

Maruli mengatakan saat ini Joni sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

"Jadi, mampu nggak dia (Joni) untuk mengikuti itu? Psikotesnya, mampu nggak nanti? Kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres. Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai alami gangguan mental sendiri," ujarnya.

KSAD Apresiasi Aksi Heroik Joni

Pada 2018 lalu, Joni sempat viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Atas spontanitasnya itu, Joni sampai dibawa ke istana dan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Maruli mengapresiasi Joni telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus tahun 2018, hingga dipuji oleh Presiden Jokowi.

"Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah dipuji sampai Presiden yang muji. Jadi, kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan," ujar Maruli.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Komitmen Joni Lolos Jadi Tentara

Joni mengatakan dirinya berkomitmen untuk lolos menjadi tentara. Dia menyatakan akan menjalani terapi agar tinggi badan memenuhi syarat lolos yaitu 160 cm. Selain itu, Joni juga akan mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Joni menuturkan dirinya rutin berenang dan berlari dengan harapan tinggi badannya bertambah. Sebab, dia gagal menjadi tentara lantaran tinggi badannya tak memenuhi syarat. Dia pun kembali bersiap agar bisa lolos seleksi TNI AD pada tahun ini.

"Supaya menambah tinggi badan. Ini saya berusaha sekuat dan semaksimal mungkin, semoga bisa lolos," tutur Joni saat ditemui detikBali di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT, Rabu (7/8).

Joni mengungkapkan dirinya pertama kali mengikuti tes masuk prajurit TNI AD pada Jumat (2/8). Saat itu, alumni SMAN I Atambua, Kabupaten Belu, itu mengikuti validasi pada pagi hari. Saat pengumuman pada malam harinya, nama Joni tak tercantum pada daftar peserta seleksi yang lolos.

Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes (kanan) saat bertemu Joni (ANTARA/Kornelis Kaha)Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes (kanan) saat bertemu Joni (ANTARA/Kornelis Kaha)

"Gagal di awal, tetapi saya tidak akan patah semangat. Berjuang lebih giat lagi dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti tes selanjutnya," kata Joni.

Dukungan ke Joni untuk Lolos TNI

Setelah videonya viral, Joni bertemu dengan sejumlah pejabat TNI AD dari Danramil, Dandim, hingga Danrem. Joni mendapat banyak masukan setelah gagal masuk tes TNI.

Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, mengungkapkan akan memberikan terapi untuk Joni agar bisa menambah tinggi badan. Dia berharap tinggi badan Joni bisa bertambah dalam dua pekan.

"Saya mau arahkan dan berikan terapi karena menjadi perhatian khusus. Mudah-mudahan tinggi badannya bisa bertambah dan saya akan optimalkan dalam pembinaan selama dua minggu di sini," kata Joao, Rabu.

Menurut Joao, meski Joni menjadi perhatian khusus, ia tetap harus memenuhi syarat-syarat dalam seleksi khusus TNI AD. Ia menegaskan Joni masih bisa ikut seleksi TNI AD.

"Saya akan dorong dan siapkan agar dia punya kemampuan yang mumpuni supaya jadi prajurit TNI yang tangguh dan cerdas. Yang jelas masih ada kesempatan untuk tes di Universitas Pertahanan pada 27 Agustus ini," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads