Secercah Harapan untuk Joni Pemanjat Tiang Bendera Jadi Tentara

Secercah Harapan untuk Joni Pemanjat Tiang Bendera Jadi Tentara

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 07 Agu 2024 20:30 WIB
Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni saat ditemui di Makorem 161/Wirasakti, Kupang.
Foto: Yohanes Ande Kalla atau yang dikenal dengan sebutan Joni saat ditemui di Makorem 161/Wirasakti, Kupang. (ANTARA/Kornelis Kaha)
Jakarta -

Johanes Ande Kalla atau Joni, casis Bintara TNI yang gugur lantaran tinggi badan tak memenuhi syarat, bakal menjalani terapi untuk menambah tinggi badan. Joni, yang saat kecil viral lantaran memanjat tiang dan membetulkan tali bendera yang terlilit, mengaku tak punya mimpi selain menjadi TNI AD.

Pemuda asal Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya dipanggil Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi. Sosok penyelamat momen pengibaran bendera pada 17 Agustus 2018 ini diberi kesempatan untuk melanjutkan proses seleksi meski tinggi badannya kurang dari batas minimal.

"Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung di Kota Kupang, wilayah Korem 161/WS," kata Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana dalam keterangannya, dilansir detikBali, Selasa (6/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung mengatakan TNI mensyaratkan tinggi badan minimal 163 sentimeter (cm). Namun daerah tertinggal seperti di NTT punya ketentuan khusus tinggi badan minimal 160 cm.

"Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm. Namun ini masih tahap administrasi," kata Agung.

ADVERTISEMENT

Piagam Penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni dijadikan dasar pertimbangan TNI AD untuk mengizinkan Joni melanjutkan proses seleksi meski tinggi badan kurang.

"Nanti kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya," ujar Agung, seperti dikutip Antara.

Selain diundang ke Makodim Belu, Joni juga diundang ke Makorem 161/Wirasakti Kupang. Joni ke Makorem Wira Sakti mengenakan baju kemeja putih dan celana berbahan kain berwarna hitam, membawa tas serta di tangannya terdapat dua buah pensil serta satu alat peruncing dan penghapus.

"Saya diundang oleh Bapak Danrem untuk bertemu dengan beliau," kata Joni di Makorem 161/Wirasakti Kupang seperti dilansir Antara, Rabu (7/8).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Tangis Haru Seleksi Akpol Sumber Sarjana di Semarang, Dua Difabel Lulus

[Gambas:Video 20detik]




Sementara itu Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Joao Xavier Barreto Nunes menyatakan siap membina Joni. Dia akan mempersiapkan Joni agar menjadi SDM yang berdaya di bidang pertahanan, baik itu dengan menjadi Tamtama, Bintara maupun Wamil Universitas Pertahanan Atambua,

"Saya akan bina dia, saya akan mempersiapkan dia nanti kemudian kita tanya dia, dia mau tes di mana, kan kita ada Bintara, ada Tamtama dan ada Wamil. Nah, kalau mau Wamil kita akan arahkan ke Universitas Pertahanan Atambua, nanti akan kita arahkan," kata Joao di Makorem 161/Wirasakti Kupang, seperti dilansir Antara.

Joao menjelaskan Joni ingin menjadi prajurit TNI AD, tapi tidak ada yang membina. Dia mengaku baru bertemu Joni pada Maret 2024.

Saat itu, Joao sudah berpesan kepada Joni agar mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari jika ingin ikut tes TNI. Dia mengatakan Dandim Belu sudah berupaya membina Joni selama 1,5 bulan terakhir, tapi hasilnya belum signifikan.

"Memang kemarin masalahnya di tinggi badan, Joni tinggi badan hanya 155,8 sentimeter, sementara ada juga yang tinggi badannya 162,9 sentimeter tetapi tidak lolos juga, padahal syaratnya 163 sentimeter. Ya kita tetap berpegang teguh pada syarat yang ada," ujar dia.

Jika Joni tetap tak lolos tes Bintara karena tinggi badan, maka Joni akan disiapkan untuk mengikuti tes di Universitas Pertahanan. Dia mengatakan Joni dapat mengikuti tes jalur khusus untuk kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.

Menurut dia, tentara tidak harus berada di medan perang, tapi juga bisa di bidang lain.

Sosok Joni

Joni merupakan bocah yang saat masih SD, pada 2018, viral memanjat tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu, untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera. Setelah viral, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara. Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.

"Bapak Presiden tanya lagi 'cita-cita kamu apa?'. Langsung saya menjawab 'cita-cita saya ingin menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia'," kata Joni dalam video beredar.

"Langsung dijawab Bapak Presiden 'sudah langsung daftar saja kamu ke pak panglima, langsung diterima'. Dari situ langsung saya juga bertemu Bapak Panglima TNI dan diprioritaskan untuk masuk tentara," tambahnya.

Namun, setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, setelah mendengar kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang, sehingga dia disuruh untuk kembali lagi pada 2025 untuk mengikuti tes yang sama.

"Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan," ujar Joni.

Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes (kanan) saat bertemu Joni (ANTARA/Kornelis Kaha)Foto: Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes (kanan) saat bertemu Joni (ANTARA/Kornelis Kaha)
Halaman 2 dari 3
(/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads