Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, bercerita dia diminta tak boleh bicara soal etika hingga moral. Megawati mengatakan punya hak yang sama untuk bicara di depan publik.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan pengarahan dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada kepala daerah se-Indonesia di Balai Samudera, Jakarta, Senin (5/8/2024). Megawati awalnya cerita soal Presiden RI ke-1 Sukarno yang kerap dipenjara lalu menyinggung soal etika hingga moral.
"Kalian ndak punya nurani? Kalian tidak punya etika? Kalian tidak punya moral? Ayo pikir, bapak-bapak, ibu-ibu, terhormat. Apakah begitu sekarang Indonesia Raya itu ada mahkluk-mahkluk manusianya?" kata Megawati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megawati kemudian mengatakan dia tidak bisa dihalau untuk tak membicarakan hal tersebut. Sebab, kata Megawati, dia punya hak yang sama bicara di depan publik.
"Saya nggak bisa kalau terus, 'Nggak boleh ngomong, Bu, nggak boleh ngomong', nggak, saya punya mulut. Hak saya untuk berbicara kalau mengakui kalau negara kita negara demokratis," ujar Megawati.
Di hadapan gubernur dan Pj gubernur tersebut, Megawati meminta para kepala daerah sadar akan hal tersebut. Dasar kebebasan berpendapat itu adalah UUD 1945.
"Karena saya ingin ngomong seperti ini, ndak tahu sadar atau tidak, nanti akan kelihatan. Karena apa? Di dalam UUD Republik Indonesia 1945, setiap warga negara mempunyai hak yang sama. Kalau saya salah, ngomong, tidak laki, tidak perempuan, jadi artinya, jangan ya macem-macem," ucap Mega.
"Iya, dong, gimana sih, sudah diberi hak yang sama, tidak ada, dari presiden sampai kaum papa, haknya sama, ingat. Begitu juga dalam pemilu langsung, haknya sama. Jadi berikan kepada rakyat haknya mereka. Jadi kalian, saya minta sungguh-sungguh, jangan tidak netral, jangan tidak netral, saya tahu kok, tapi saya elus dada saya," imbuhnya.
Lihat juga Video: Megawati Sebut Sekelilingnya Jadi Incaran, Ini Respons KPK