Menjadi prajurit kapal perang RI harus merelakan waktu bersama keluarga terlebih saat kapal berlayar. Sejumlah kisah pilu pun dirasakan para prajurit selama berlayar.
Salah satu prajurit KRI Teluk Weda 526 Kelasi Satu Chandra Suparman menceritakan kisah pilu saat dirinya tak dapat kabar sang ibu telah meninggal. Saat itu, ia sedang berlayar dan sulit sinyal sehingga tak bisa dihubungi keluarga.
"Dukanya saat kemarin kami layar, kami nggak ada jaringan, orang tua kami meninggal kami tidak bisa dihubungin, ibu kami," kata Chandra kepada detikcom, Kamis (25/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibunda Chandra meninggal pada 28 September 2023 pagi, tapi Chandra baru mendapat kabar 4 jam kemudian. Saat itu, KRI Teluk Weda-526 tengah berlayar di Surabaya.
"Meninggalnya pagi, kami nggak bisa dihubungi sampai 4 jam baru kami baru tahu. Kami dari Jawa, orang tua kami di Papua meninggal, tanggal 28 September 2023 yang kapal di Surabaya," tuturnya.
Meski pilu, Chandra mengaku senang dan menyukai pekerjaannya. Menurutnya, jarang sekali anak Papua bisa mengenal kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.
"Kalau untuk suka, layar, layar itu kan kita ibaratnya orang awam ya pedalaman ya. Orang Papua nggak tau dunia besar-besar itu seperti apa, ndak tau Jakarta bagaimana, Surabaya bagaimana," ucapnya.
Chandra mengatakan sebagai anak dari pedalaman kecil, dia mengaku bangga menjadi prajurit TNI AL. Berkat pekerjaan ini, dia bisa mengetahui dan menjelajah Pulau Jawa, khususnya Jakarta.
"Kita itu orang papua dari pedalaman kecil-kecil, kayak ada yang dari Jayapura itu kan nggak tau kota-kota besar pabrik-pabrik besar. Nah pas masuk angkatan laut suatu kebanggaan masing-masing bisa tau Surabaya kaya gini bisa tau jawa kaya gini, Jakarta kaya gini itu suatu kebanggaan," tuturnya.
![]() |
Cerita lain juga dialami, Serda NAV M Andiansya. Dia kerap khawatir akan kondisi kedua orang tua saat di tengah laut.
"Suka-dukanya ya jauh dari orang tua ya kadang kepikiran kalau orang tua lagi sakit kan bingung juga nggak ada di sisi orang tua ya," kata Andiansya.
Di balik itu, Andiansya menyampaikan sukanya menjadi TNI AL karena bisa berkeliling Indonesia. Meski dilanda rindu jauh dari orang tua, dia sering melihat foto orang tua sebagai penawar rindu.
"Kalau sukanya ya bisa berkeliling Indonesia ya. Kalau dari saya si cara penawar rindu itu nyimpen foto orang tua ya terus ngelihatin malam begini sambil lihat-lihat bintang kan," tuturnya.
Simak Video 'KRI Teluk Weda Dikerahkan Kirim Bantuan Kemensos ke Pulau Kei Besar':