Sungguh nahas nasib Asep Saepudin, bos aksesori di Setu, Bekasi, dibunuh istri dan putrinya sendiri. Istri dan putrinya mengarang cerita bahwa Asep meninggal karena terjatuh dan terpentok lemari.
Hal ini diungkapkan sang adik korban bernama Yudi. Bahkan putri korban bernama Silvia Nur Alfiani (22) menyebut Asep ketahuan selingkuh dengan wanita lain sebelum dibunuh.
Yudi menyebut Silvia terus mengatakan alasan itu berulang-ulang. Diketahui Asep meninggal dunia karena dibunuh oleh orang dekatnya, yakni keluarga sendiri, yaitu istrinya bernama Juhairah (45), anak perempuannya, dan pacar anak perempuannya bernama Hagistko Pramada (22).
"Anaknya bilang bapak ketahuan selingkuh, transfer uang ke cewek lain, terus bilang beli HP (handphone/ponsel) tapi HP-nya nggak ada di rumah, terus ada pertengkaran, almarhum jatuh kena lemari dan meninggal," kata Yudi ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7/2024).
"Cuma begitu aja ceritanya begitu terus diulang-ulang," jelasnya.
Makan-Ngemal Bareng Sebelum Dibunuh
Keluarga korban pembunuhan di Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi, mengungkapkan Asep Saepudin (43) sempat membawa keluarganya untuk makan dan berbelanja atau shopping di mal sebelum dibunuh. Adik korban, yakni Yudi (33), mengatakan Asep sempat bermain bulutangkis pada malam hari sebelum dibunuh oleh istri dan anaknya.
"Sempat makan di Solaria, shopping sama keluarga di Mal Metropolitan," kata Yudi ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7/2024).
"Terus habis itu bulutangkis, tidur, pulang, mainnya di lapangan di sini lapangan RT," jelasnya.
Yudi menjelaskan dia mengetahui Asep telah meninggal dunia setelah mendapatkan telepon dari kakak iparnya. Sesampai di rumah Asep, Yudi melihat kondisi kakaknya sudah terbujur kaku dan memperlihatkan luka di bagian wajahnya.
"Jadi istrinya almarhum kasih kabar ke kakaknya dia, nah kita dapat kabar dari keluarganya sono. Sudah kaku, saya lihat badannya membengkak sama ada memar di mata bibirnya sobek," jelasnya.
Yudi mengatakan keluarga Asep tidak memiliki masalah ekonomi. Menurutnya, tuduhan dari istri Asep, yakni Juhairah, yang hanya mendapatkan uang Rp 100 ribu per pekan untuk kebutuhan rumah tangga, adalah tidak benar.
"Kalau cerita seminggu Rp 100 ribu nggak mungkin. Setahu saya ekonomi almarhum itu baik-baik aja. Yang jelas semuanya sangat tercukupi. Saya tahulah ekonominya untuk almarhum cukup," katanya.
Pakai Helm Saat Bunuh
Polisi mengungkap Juhariah (45) dan Silvia Nur Alvian (22) memakai helm saat membunuh Asep Saepudin (43), bos aksesori di Setu, Kabupaten Bekasi. Mereka memakai helm agar dikira rampok.
"Ibu dan anak pakai helm. Cowoknya pakai masker dan sarung tangan. (Pakai helm) biar dikira dirampok," kata Kanit Reskrim Polsek Setu Ipda Nano Romansah saat dihubungi, Selasa (23/7).
Juhariah merupakan istri korban, sementara Silvia anaknya. Dalam pembunuhan tersebut, ada juga tersangka lain, yakni Hagistko Pramada (22), yang tak lain adalah pacar anak korban.
Korban dibunuh saat tidur di ruang tamu di rumahnya pada Kamis (27/6) dini hari. Korban dibunuh dengan cara dicekik oleh Juhariah dan Hagistko. Karena korban melawan, si anak, Silvia, kemudian ikut melakban kaki ayahnya.
"Dieksekusi dengan dicekik oleh ibunya (istri) dan pacar anaknya bersamaan," ujarnya.
"Karena ada perlawanan dari almarhum ini, anaknya melakban kakinya. Karena masih ada perlawanan, helm yang dipakai anaknya terpental, akhirnya helm itu dipukulkan ke korban," imbuhnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Lihat juga Video: Kronologi Agus Bunuh Gadis ABG Bertato di Demak, Dipicu Masalah Open PO
(azh/azh)