Prakiraan Cuaca RI 23-29 Juli 2024, Ada Potensi Hujan di Sore Hari

Prakiraan Cuaca RI 23-29 Juli 2024, Ada Potensi Hujan di Sore Hari

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 23 Jul 2024 13:30 WIB
BMKG Hari Ini: Prakiraan Cuaca Besok 20 Februari Jabodetabek
Ilustrasi cuaca (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan informasi prakiraan cuaca Indonesia tanggal 23-29 Juli 2024. Pihak BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena potensi hujan masih ada di saat musim kemarau.

Simak ulasan di bawah ini.

Prakiraan Cuaca 23-29 Juli 2024: Hujan di Sore Hari

Berdasarkan paparan resmi BMKG, wilayah Indonesia bagian selatan saat ini berada dalam puncak musim kemarau dengan cuaca cerah mendominasi pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, dalam sepekan ke depan, potensi hujan sore hari meningkat di Kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Hal ini terjadi akibat pelemahan monsun Australia dan pemanasan skala lokal yang mempengaruhi proses pengangkatan massa udara.

Berikut kondisi dinamika atmosfer saat ini:

ADVERTISEMENT

- Faktor Global:

  • IOD, SOI, dan Nino 3.4: Nilai-nilainya tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia.

- Faktor Regional:

  • MJO: Berada di fase 5 (Maritime Continent, Netral) yang kurang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
  • Gelombang Rossby Ekuatorial: Aktif di Sumatera bagian utara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua (25 Juli Agustus 2024),
  • Gelombang Kelvin: Aktif di sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara (23-24 Juli 2024).
  • Siklon Tropis PRAPIROON: Terpantau di Daratan Hainan, bergerak ke utara-barat laut (menjauhi Indonesia) dengan kekuatan 50 knots (95 km/jam).
  • Siklon Tropis GAEMI: Terpantau di Laut Filipina, bergerak ke timur laut (menjauhi Indonesia) dengan kekuatan 65 knots (120 km/jam).
  • Daerah Konvergensi: Terpantau di Laut Filipina, Laut Sulawesi, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Kalimantan, Sulawesi Utara, Laut Seram, Laut Arafuru, dan Samudera Pasifik utara Papua.
  • Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Pegunungan.

Kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 23-29 Juli 2024, berupa:

1. Potensi hujan sedang lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di:

  • Kalimantan Tengah,
  • Kalimantan Timur,
  • Kalimantan Utara,
  • Sulawesi Tengah,
  • Sulawesi Barat,
  • Sulawesi Selatan,
  • Sulawesi Tenggara,
  • Maluku Utara,
  • Maluku,
  • Papua Barat Daya,
  • Papua Barat,
  • Papua Tengah,
  • Papua Pegunungan,
  • Papua, dan
  • Papua Selatan.

2. Potensi angin kencang di:

  • Sulawesi Utara,
  • Gorontalo,
  • Maluku Utara,
  • Maluku,
  • Papua Barat Daya,
  • Papua Barat, dan
  • Papua Selatan.

Himbauan BMKG saat Musim Kemarau

Dalam menghadapi musim kemarau, masyarakat dihimbau untuk:

  1. Gunakan air dengan bijaksana dan hemat akibat rendahnya curah hujan yang mengisi sumber-sumber air;
  2. Hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut akibat mudah terbakar dan sulit dimatikan;
  3. Lindungi diri dari suhu dingin dengan mengenakan pakaian hangat, terutama pada malam dan dini hari saat suhu turun drastis. Gunakan selimut atau penghangat ruangan jika diperlukan;
  4. Bagi petani, disarankan untuk melindungi tanaman yang sensitif terhadap suhu rendah dengan menggunakan mulsa, rumah kaca, atau pemanas;
  5. Waspada terhadap potensi jalan licin akibat embun beku yang terbentuk pada malam hari di daerah yang mengalami bediding ekstrem;
  6. Lindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dan menghindari aktivitas luar ruangan terutama pada jam-jam terpanas (pukul 11-15);
  7. Menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya;
  8. Siapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan krisis air selama musim kemarau, termasuk penyediaan cadangan air minum dan peralatan penyaringan air;
  9. Waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang;
  10. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang;
  11. Tetap mengupdate informasi dari pemerintah daerah setempat terkait protokol evakuasi apabila terjadi bencana;
  12. Memperhatikan bahwa potensi pada bagian peringatan dini bersifat secara umum pada skala provinsi.

Simak juga 'Cegah Krisis Pangan, BMKG Gencarkan Sekolah Lapang Iklim di Magelang':

[Gambas:Video 20detik]



(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads