Satpol PP Jakarta Timur mengaku terus mengerahkan personel untuk mengamankan dan mengawasi kawasan Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, untuk mencegah tawuran. Patroli digelar intens untuk mencegah tawuran di kawasan Bassura tersebut kembali terjadi.
Kepala Satpol PP Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan anggotanya terus dikerahkan untuk berjaga dan berpatroli di posko terpadu. Posko itu dibangun menggunakan tenda yang difungsikan untuk menjaga situasi di Bassura tetap kondusif.
"Tiap hari kita ikut pengamanan dan pengawasan di posko terpadu di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," kata Budhy saat dihubungi, Selasa (16/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Satpol PP, posko tersebut melibatkan anggota TNI-Polri. Posko di lokasi tersebut sudah lama didirikan karena tawuran di Bassura kerap terjadi.
![]() |
Berdasarkan foto yang diterima detikcom, terlihat anggota Satpol PP berjaga bersama personel TNI-Polri di posko hingga melakukan patroli di kawasan Bassura.
Selain itu, dari salah satu foto yang diterima, terlihat dua remaja yang diamankan di sebuah ruangan. Kedua remaja tersebut diduga hendak tawuran karena turut diamankan celurit besar atau biasa disebut klewang.
Sebab Tawuran Berulang di Bassura
Sebelumnya diberitakan, tawuran antarkelompok warga kerap terjadi di kawasan Bassura, Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Polisi mengungkap tawuran terus terjadi karena warga saling dendam.
"Pastinya itu saling dendam mendendam karena satu yang lain tidak saling tidak mengalah," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Polda Metro Jaya, Senin (15/7).
Nicolas mengatakan kedua kelompok warga di dua RW menghina satu sama lain. Hal tersebut menjadi pemicu tawuran di sana.
"Jadi para warga RW 01 dan RW 2 itu tidak ada yang mau mengalah, saling menantang saling menghina satu dengan yang lain yaitu yang penyebab utamanya," ujarnya.
Tawuran yang terjadi di Bassura sudah berlangsung puluhan tahun. Polisi juga telah membuat pos pantau hingga membuat warga meneken deklarasi damai, namun tawuran kembali terjadi.
"Sudah puluhan tahun ini, sudah turun menurun sudah dilakukan berbagai upaya kita juga sudah membuat pos pantau. Kita juga sudah membuat perjanjian damai antara mereka, tapi kalau dia saling mengintip polisi. Kalau polisinya lengah, dalam arti polisinya pergi solat ataupun terlambat datang, nah dia selalu mengintip polisi itu dan kali tidak ada keberadaan polisi di situ dia main," jelasnya.
(bel/jbr)