Serdik Sespimti Polri Dikreg ke-33 meluncurkan buku yang menceritakan perjalanan hidup Kapolri ke-5 Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Sebanyak 98 tulisan ambil bagian dalam menyusun buku berjudul 'Hoegeng Moral, Etika, dan Jalan Hidup'.
Kasespim Lemdikat Polri Irjen Prof Chrysnanda Dwilaksana mengatakan alasan pembuatan buku tentang Jenderal Hoegeng karena merupakan role model Bhayangkara yang tak lekang oleh waktu. Hoegeng adalah sosok inspiratif.
"Ibarat melihat pertunjukan tari, yang dilihat bukan penarinya tapi tariannya. Kita melihat pak Hoegeng itu pada passionya, pada integritasnya, komitmennya yang diyakini dari awal hingga akhir hayatnya," kata Prof Chrysnanda dalam agenda bedah buku Hoegeng Moral, Etika, dan Jalan Hidup' di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Chrysnanda bercerita dia sempat melihat dokumen Jenderal Hoegeng yang nama panjangnya dicoret. Seperti diketahui, jenderal bintang empat itu bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso.
"Mas Rama (cucu Hoegeng) tunjukkan ada dokumen nama Hoegeng Iman Santoso, itu dicoret 'Iman Santoso-nya' artinya beliau merasa belum pantas pakai nama 'Iman Santoso' kalau belum mewujudkannya hingga akhir hayatnya, tapi ternyata beliau berhasil mewujudkannya. Jadi beliau layak dikenang menjadi legend, panutan, inspirasi, kekuatan, kita layak jadikan beliau pahlawan anti korupsi, dan pahlawan untuk kemanusiaan, keteraturan dan kemanusiaan," jelasnya.
Proses kreatif penulisan buku dengan sekitar 370 halaman itu ternyata diselesaikan dalam kurun waktu empat bulan. Editor buku Kombes Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan ide pembuatan buku dimulai 9 Februari 2024.
![]() |
Kombes Calvijn diundang Kasespim Prof Chrysnanda di Pasar Seni Ancol. Ketika itu Calvijn menyangka undangan berlaku juga untuk Serdik Sespimti lainya.
"Tapi ternyata saya sendiri ternyata, hanya ada seniman dan budayawan. Kita bicara pitutur Hoegeng Bertutur. Jadi disampaikan Bapak Kasespim, 'Ayo kita nulis sosok Polri dalam hal ini Hoegeng Iman Santoso'. Tak lama dari pertemuan itu saya langsung menyampaikan di depan kelas pekan depannya untuk berbagi informasi agar para Serdik yang jumlahnya 98 menulis bebas tentang karya pribadi, pemikiran tentang Jenderal Hoegeng dalam bentuk bebas, dalam sudut pandang apapun. Bisa dari kedinasan, integritas, moralitas, atau tugas pokok polisi saat ini," jelas Calvijn.
Setelah semua tulisan terkumpul dalam tiga pekan, Calvijn menelaah satu per satu. Dia merinding saat membaca semua karya para Serdik.
"Saya sempat merinding, tulisan-tulisannya sangat menyentuh hati. Bahwa kesimpulan yang saya dapat saat itu, Jenderal Hoegeng adalah tokoh Polri yang benar-benar role model yang harus kita implementasikan di kehidupan nyata tugas pokok Polri. Penyusunannya juga sebuah kehormatan bagi kami, terutama saya. Dalam hal isi maupun sampul. ini adalah masterpiece dari Serdik Sespimti 33," ungkapnya.
Kata Calvijn, yang menarik dari buku ini banyak mengulas perjalanan hidup Hoegeng Iman Santoso dari perspektif yang menjelaskan nilai-nilai hidupnya masih dirasakan dan diimplementasikan oleh insan Bhayangkara.
"Dari sudut pandang keluarga juga dimasukkan, bagaimana Jenderal Hoegeng sangat mengajari keluarganya dalam hidup sesederhana mungkin," ucapnya.
(idn/idn)