Kasespim: Moralitas Pak Hoegeng Menjadi Pitutur yang Terus Bertutur

Kasespim: Moralitas Pak Hoegeng Menjadi Pitutur yang Terus Bertutur

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Rabu, 10 Jul 2024 16:23 WIB
Kasespim Polri Irjen Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana berbicara di acara peluncuran buku tentang Hoegeng. (Rizky Adha Mahendera/detikcom)
Kasespim Polri Irjen Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana berbicara di acara peluncuran buku tentang Hoegeng. (Rizky Adha Mahendera/detikcom)
Jakarta -

Kasespim Polri Irjen Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana mengatakan moralitas Kapolri ke-5 Jenderal Hoegeng Iman Santoso adalah nasihat yang terus dituturkan. Hal itu diungkap Chryshnanda setelah menghadiri pameran dan peluncuran buku tentang Jenderal Hoegeng di Balai Budaya, Menteng, Jakarta Pusat.

"Acara Pitutur Hoegeng Bertutur ini merupakan suatu bagian pembelajaran di Sespim Lemdiklat Polri. Di mana para Serdik ini diajak untuk berdialog dengan para tokoh, dengan orang-orang yang bisa menjadi panutan, orang-orang yang menginspirasi, dan orang-orang yang bisa memberi motivasi atau boleh dikatakan orang yang pantas dan benar, layak, dan menyelamatkan," kata Chryshnanda, kepada wartawan, Rabu (10/7/2024).

Di Sespim, lanjutnya, terdapat materi sosial proses dialog peradaban. Salah satu yang dicontohkan adalah Jenderal Hoegeng sebagai polisi yang berbudaya dengan keseniannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi disampaikan oleh Mas Rama, Pak Hoegeng bukan hanya sebagai polisi pelindung, pengayom, pelayan, penegak hukum, tapi juga penghibur. Artinya beliau sadar bahwa keutamaan polisi di dalam penyelenggaraan tugasnya adalah bagi kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban," ucapnya.

Jenderal Hoegeng digambarkan sebagai sosok yang selalu membawa alat komunikasi berupa handy talky (HT). Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab dan kepeduliannya.

ADVERTISEMENT

"Beliau ini adalah orang yang humanis, menerima curhatan apa saja. Beliau sangat renda hati, bersahaja, dan sadar bahwa apa yang dipakainya adalah utangnya kepada rakyat," sebutnya.

Jenderal Hoegeng sendiri, kata dia, mengatakan nama Iman Santoso-nya baru layak digunakan setelah dirinya memegang prinsip keutamaan yang dianutnya.

"Hari ini kita bisa melihat artefak-artefak dan pitutur Pak Hoegeng. Ini merupakan suatu literasi, bukan sekadar baca tulisan, tapi ada perubahan mindset," ucapnya.

Menurut dia, moralitas Jenderal Hoegeng menjadi teladan untuk semua. Jadi dengan sendirinya akan selalu dituturkan dan menjadi nasihat.

"Perubahan mindset bagaimana menemukan dan melaksanakan keutamaan. Hari ini kita juga melihat moralitas seorang Hoegeng. Moralitas Pak Hoegeng menjadi pitutur yang terus bertutur," pungkasnya.

(rdh/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads