Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin berbicara tiga pesan yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim, mulai dari riset hingga memperkuat tata kelola hutan dan lahan.
Hal itu diungkapkan dalam sambutannya di Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di KLHK, Jakarta.
Awalnya, Ma'ruf Amin berbicara tentang tiga krisis global yang dihadapi saat ini, yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi. Agar dampaknya tidak meluas, kata Ma'ruf, ketiga krisis global itu harus segera diatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah menargetkan penurunan gas rumah kaca 31,89% melalui skenario upaya sendiri dan sebesar 43,2% melalui dukungan internasional pada tahun 2030, dengan difokuskan pada lima sektor, kehutanan, energi, limbah proses industri, dan penggunaan produk serta pertanian," ujar Ma'ruf, Jumat (5/7/2024).
Ma'ruf mengatakan hari lingkungan hidup tahun ini berfokus pada isu pentingnya pemulihan lingkungan untuk mengatasi degradasi lahan dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem sekaligus menurunkan kemiskinan dengan meningkatkan mata pencaharian masyarakat. Di Indonesia tema ini dipertajam lagi dengan fokus penyelesaian krisis iklim dengan inovasi dan prinsip keadilan.
"Tema ini menjadi pengingat sekaligus ajakan untuk menyelesaikan akar masalah krisis iklim melalui terobosan dan inovasi konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan dengan tetap mengedepankan inklusivitas, keadilan satu generasi dan keadilan antar generasi," ujarnya.
Ia lalu menyampaikan beberapa pesan yang bisa menjadi perhatian bersama dalam penyelesaian krisis iklim.
"Pertama, dorong riset dan pengembangan teknologi inovatif untuk pemulihan lahan terdegradasi dan dampak perubahan iklim. Kembangkan teknologi energi baru dan terbarukan, seperti tenaga surya angin dan hidrolik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi gas rumah kaca," ujarnya
"Bangun ekosistem transportasi yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik, kendaraan berbahan bakar hidrogen maupun sistem transportasi massal yangg dapat mengurangi emisi karbon," imbuhnya.
Kedua, kata Ma'ruf, pastikan bahwa dampak perubahan iklim ditanggung secara adil dan merata dengan mempertimbangkan tanggung jawab sejarah tingkat kerentanan dan kapasitas masing-masing pihak.
Ia menilai perlu adanya pendanaan khusus perubahan iklim dan transfer teknologi dari negara penghasil emisi terbesar kepada negara terdampak sebagai tanggung jawab global. Kebijakan mitigasi dan adaptasi iklim harus memperhitungkan kebutuhan dan kerentanan kelompok yang terpinggirkan
"Ketiga, perkuat tata kelola lahan dan hutan. Tingkatkan pengawasan yang dapat memperburuk degradasi lahan serta meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan penegakan hukum dengan penerapan sanksi yang sesuai. Restorasi lahan harus jadi bagian dari strategi nasional yang terintegrasi dalam berbagai kebijakan pembangunan," pungkas Ma'ruf.
Simak juga Video 'Cegah Krisis Pangan, BMKG Dorong Petani Milenial Sadar Iklim':