Legislator PKS Tegur BSSN gegara Cuma Prediksi Ransomware: Kayak Mama Lauren

Legislator PKS Tegur BSSN gegara Cuma Prediksi Ransomware: Kayak Mama Lauren

Anggi Muliawati - detikNews
Kamis, 27 Jun 2024 18:29 WIB
Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN Hinsa Siburian menghadiri rapat bersama Komisi I DPR terkait peretasan PDN.
Rapat Komisi I DPR dengan Kominfo dan BSSN (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta, menegur keras Kominfo dan BSSN terkait serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Sukamta menyinggung BSSN layaknya mendiang peramal, Mama Lauren, karena hanya memprediksi serangan siber di 2024.

Hal itu disampaikan Sukamta dalam rapat kerja Komisi I DPR dengan Kominfo dan BSSN di gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024). Sukamta mulanya mengibaratkan PDNS seperti locker room di bandara.

"Banyak calon penumpang disuruh nitipkan kopernya ke locker room, terus Kominfo membangun infrastrukturnya, BSSN jadi satpamnya, ternyata locker room-nya dimasuki maling dikunci dari dalam," kata Sukamta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus Bapak berdua menyalahkan kepada penumpangnya, 'Kenapa Anda tidak punya koper cadangan gitu? Anda salah, sehingga koper Anda tertinggal di dalam nggak bisa diambil lagi, Anda tidak punya koper cadangan', seolah-olah begitu yang kami tangkap," sambungnya.

Sayangnya, kata Sukamta, BSSN sebagai satpam hanya bisa memprediksi. Padahal, menurutnya, BSSN tersebut bertugas melindungi keamanan siber negara.

ADVERTISEMENT

"Terus satpam mengatakan 'aku kan sudah memprediksi bakal ada maling nih, kenapa kamu kaya gitu?' Padahal satpam ditugasi oleh negara, tugasnya dengan gagah melindungi seluruh sistem kementerian lembaga pemerintah daerah seluruh Indonesia, menjamin keamanan sibernya, tapi kali ini mengatakan, ini kayak Mama Lauren, '2024 bakal ada serangan siber bakal ada ransomware itu'," ujarnya.

Sukamta mengatakan perlu adanya kerja keras lagi mengenai PDNS. Dia lantas menyinggung hanya 2% data ter-backup.

"Menurut saya yang di Batam itu, saya nggak ngerti tempat penyimpanan apa fungsinya karena ternyata di situ tidak ada backup, padahal klaim yang ada adalah PDN ini tier 4 Pak, tapi mana mungkin tier 4 nggak punya backup, Pak?" ujarnya.

Dia mempertanyakan proses desain PDN. Sebab, dia melihat adanya kesan menyalahkan pihak ketiga atau vendor dalam kasus serangan PDN tersebut.

"Padahal penanggung jawabnya kan Kominfo, Pak, dan BSSN sebagai penanggung jawab keamanan," ucap dia.

"Sebetulnya yang paling bertanggung jawab ini owner-nya dari locker room atau satpamnya? Salah satpam atau owner-nya?" lanjut dia.

Lebih lanjut, Sukamta mengatakan seharusnya Kominfo dan BSSN mengakui kegagalan dalam perlindungan PDN. Menurutnya, mereka seharusnya meminta maaf atas kegagalan tersebut.

"Tadi Bapak sudah minta maaf, tapi Bapak minta maaf atas terganggunya layanan publik, tapi tidak minta maaf atas kegagalan di dalam perlindungan data di PDN ini pak. Ini kegagalan Pak, yang itu menyangkut keamanan nasional," ujarnya.

Sukamta lalu mengusulkan dibentuknya satgas nasional. Bahkan, menurutnya, perlu adanya pansus terkait peristiwa PDN tersebut.

"Saya usul satu saja, dibentuk satgas nasional, unsurnya jangan Kominfo dan BSSN saja, tetapi ada profesional, akademisi, orang yang ahli siber, yang juga ahli untuk membebani tata kelola dan infrastruktur PDN-nya," tuturnya.

"Kala perlu nanti Komisi I sebagai say goodbye dari periode ini masih ada beberapa bulan kita buat pansus pak dari PDN ini, karena ini soal yang sangat sangat sangat serius sekali, soal keamanan nasional," imbuh dia.

Simak juga Video: Soal Keamanan Siber Indonesia, Budi Arie: Peringkat 20 di G20

[Gambas:Video 20detik]



(amw/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads