7 Fakta Konser di Tangerang Membara Berujung Polisi Buru Ketua Panitia

7 Fakta Konser di Tangerang Membara Berujung Polisi Buru Ketua Panitia

Tim detikcom - detikNews
Senin, 24 Jun 2024 22:42 WIB
Konser musik di Tangerangricuh karena artis batal tampil. Ketua panitia dilaporkan ke polisi karena diduga membawa kabur uang pembayaran artis. (dok Ist)
Foto: Konser musik di Tangerang ricuh karena artis batal tampil. Ketua panitia dilaporkan ke polisi karena diduga membawa kabur uang pembayaran artis. (dok Ist)
Tangerang -

Api membara di Lapangan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten. Lokasi yang sedianya jadi arena konser dangdut kekinian itu memerah, dijejali penonton yang marah.

Sejumlah penonton membakar sound system konser. Api berkobar membakar properti konser di panggung.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/6/2024) malam. Oknum penonton juga turut merusak alat musik yang ada di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amarah penonton tumpah. Panitia konser menghilang karena ketakutan. Tersisa pihak vendor yang juga gusar karena banyak barang mereka terbakar.

detikcom berupaya menghubungi pihak panitia, vendor, hingga artis-artis terkait konser tersebut. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari pihak-pihak tersebut.

ADVERTISEMENT

Simak, berikut fakta-fakta konser musik yang berubah ajang kericuhan:

1. Pemicu Kericuhan Konser

Sejumlah penonton membakar sound system perangkat konser musik yang di Lapangan Pasar Kemis. Kericuhan berawal saat konser tidak kunjung dimulai.

Kapolsek Pasar Kemis AKP Ucu Nuryandi menjelaskan semestinya konser tersebut dimulai pukul 19.30 WIB. Konser yang tak juga dimulai membuat penonton kecewa.

Penonton merasa telah rugi karena telah membayar tiket mulai dari harga Rp 115 ribu dan juga membayar parkir. Ucu menerangkan akhirnya para penonton pun meluapkan kekesalan mereka dengan membakar sound system yang ada di area panggung.

"(Penonton kecewa) Betul. Itu sound (yang dibakar), panggung nggak. Iya (dibakar) sama para penonton dan udah melebar ke mana-mana," terang AKP Ucu, Senin (24/6/2024).

2. Artis Batal Tampil

Penonton merasa kecewa karena artis batal tampil. Beredar kabar, konser itu akan diisi grup musik dangdut pop Guyon Waton, duo dangdut hiphop DX AKA, dan sejumlah artis lainnya.

"Kan acara nggak bisa dong kalau artis nggak tampil?" kata AKP Ucu.

Konser berujung ricuh di Tangerang.Konser berujung ricuh di Tangerang. (Foto: dok Istimewa)

3. Honor Artis Tak Terbayar

Ternyata batalnya artis naik panggung karena belum ada pelunasan honor. Diduga uang untuk menggelar konser tersebut dibawa kabur salah satu oknum panitia.

"Jadi informasinya panitia tidak bayar artis yang tampil, nggak terpenuhi. Dugaan uangnya dibawa sama panitia," ujar AKP Ucu.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

4. Panitia Hilang karena Takut

Polisi menjelaskan saat kejadian, pihak panitia pun tidak terlihat ataupun muncul. Dia menyebut panitia merasa takut atas kericuhan yang timbul. Kini, polisi pun tengah mencari pihak panitia.

"Justru panggungnya nggak isi orang, panitia nggak berani memunculkan diri saat pelaksanaannya," jelasnya.

5. Harga Tiket Konser

Penonton merasa merugi karena telah membayar tiket hingga biaya parkir. Polisi menyebut konser juga digelar secara daring.

"Ada yang online, ada yang offline harga Rp 115 ribu," kata Ucu.

6. Ketua Panitia Dipolisikan

Ketua panitia berinisial MDPA (27) dilaporkan ke polisi karena diduga membawa kabur uang pembayaran artis. MDPA juga dilaporkan atas dugaan penipuan.

"(Pihak panitia) Buat laporan penipuan dan penggelapan. Yang dilaporkan ketua panitianya," kata AKP Ucu.

MDPA diduga memakai uang acara sehingga artis-artis yang dijanjikan tampil tak bisa dibayar sehingga batal tampil di acara tersebut.

7. Penonton Rusak-Gondol Properti Konser

Penonton meluapkan kekecewaan dengan melakukan perusakan terhadap properti di panggung hingga alat musik. Selain itu, beredar video oknum penonton yang membawa pagar pembatas konser dengan diangkut sepeda motor dan dengan digotong berjalan kaki.

Pihak yang merasa dirugikan masih fokus menuntut tanggung jawab dari ketua panitia berinisial MDPA.

"Masih fokus cari panitia untuk mempertanggungjawabkannya," ujar AKP Ucu.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads