Rekayasa Cuaca Jadi Jurus Pemprov DKI Usai Polusi Udara Bikin Was-was

Rekayasa Cuaca Jadi Jurus Pemprov DKI Usai Polusi Udara Bikin Was-was

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 23 Jun 2024 22:02 WIB
Kualitas udara di wilayah Jakarta tercatat memburuk selama periode libur Iduladha 17 Juni hingga hari ini, Jumat (21/6). Begini datanya.
Potret polusi udara di Jakarta. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kualitas udara di Jakarta kembali menjadi sorotan lantaran mengalami penurunan akibat polusi selama beberapa waktu belakangan. Pemprov DKI Jakarta menyiapkan rekayasa cuaca sebagai jurus untuk mengatasi buruknya kualitas udara.

Dirangkum detikcom, situs IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia pada Selasa (18/6) pagi lalu. IQ Air menyatakan kualitas udara di Jakarta tidak sehat.

Dilihat dari situs IQ Air, Selasa (18/6), indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 194 atau tidak sehat. Polutan utamanya ialah PM 2,5.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat ini 23,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian tertulis dalam situs IQ Air.

Pada Minggu (23/6), IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polusi tertinggi ke-3 di dunia. Indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 168 atau tidak sehat. Polutan utamanya ialah PM 2,5.

ADVERTISEMENT

Data yang digunakan IQ Air ini berasal dari sejumlah kontributor, mulai KLHK, BMKG, US Department of State, hingga sejumlah perusahaan swasta. Adapun Jakarta ada di peringkat ke-3 hari ini di bawah Beijing, Cina; dan Kinshasa, Kongo.

Heru Budi Ungkap Bakal Ada Rekayasa Cuaca

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merespons soal kategori polusi di Jakarta hari ini yang buruk berdasarkan situs IQ Air. Heru mengatakan rekayasa cuaca akan dilakukan.

"(Disiapkan) pertama, rekayasa cuaca ya, rekayasa cuaca dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," kata Heru di GBK, Jakarta, Minggu (23/6/2024).

Heru mengatakan pihaknya juga akan melakukan rekayasa cuaca dengan sejumlah pihak. Proses rekayasa cuaca itu dilakukan seperti yang sebelumnya telah dilakukan di Jakarta.

"Seperti beberapa tahun lalu, termasuk yang kira-kira sebulan lalu dilakukan rekayasa, nanti kita lakukan," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Minta Water Mist Dioperasikan

Heru Budi juga menyebut water mist akan dioperasikan seperti penanganan polusi udara di tahun lalu. Water mist sendiri telah terpasang di sejumlah gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Ya pertama memang dunia begitu ya semua polusi, tetapi DKI ada water mist nanti, pembatasan kendaraan, uji emisi," kata Heru kepada wartawan di Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).

Pemprov DKI Gandeng BNPB-BMKG untuk Rekayasa Cuaca Atasi Polusi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menindaklanjuti arahan Pj Gubernur Heru Budi Hartono menyiapkan modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi. BPBD pun siap berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG melaksanakan teknologi modifikasi cuaca.

"Kami akan berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG mengenai arahan Pj Gubernur untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jakarta, seiring dengan kondisi udara Jakarta yang sedang memburuk beberapa waktu terakhir," kata Kepala pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji melalui keterangan tertulis, Minggu (23/6/2024).

Bukan pertama kali Jakarta menerapkan teknologi modifikasi cuaca atau disebut TMC. Sebelumnya, wilayah Jakarta dan sekitarnya pernah melakukan TMC untuk mengatasi kondisi cuaca ekstrem hingga polusi udara.

Seperti pada akhir tahun 2022, BPBD berkoordinasi dengan tim gabungan TMC yang terdiri dari BMKG, BRIN, BNPB, dan TNI AU untuk melakukan penyemaian garam di kawasan Jakarta untuk menanggulangi potensi cuaca ekstrem yang terjadi.

"Pada pertengahan tahun 2023 juga pernah dilakukan TMC untuk mengatasi pencemaran udara di Jakarta pada saat musim kemarau dengan kolaborasi dari tim gabungan", jelasnya.

Upaya yang dilakukan ini, kata dia, tentunya bertujuan untuk memastikan polusi udara Jakarta dapat terkendali dan tidak memberikan dampak lanjutan yang serius bagi masyarakat Jakarta. Untuk saat ini, BPBD DKI akan kembali melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk kembali melakukan TMC, salah satunya adalah BMKG.

"BMKG telah membentuk kedeputian yang khusus bekerja melakukan operasi modifikasi cuaca, yang nantinya dapat membantu Jakarta untuk membahas lebih teknis mengenai pelaksanaan operasional TMC ke depan", jelasnya.

KLHK sebut kualitas udara di Jakarta belum separah tahun lalu. Selengkapnya di halaman selanjutnya.

KLHK Sebut Kualitas Udara Jakarta Belum Separah 2023 Lalu

Meskipun kualitas udara menurun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan kondisi udara saat ini tidak separah pada 2023.

"Jadi sebetulnya kita belum separah di waktu tahun 2023, karena kita masih ada hujan di beberapa minggu. Karena ada hujan, jadi itu bisa membersihkan udara di atmosfer itu sehingga udaranya bagus, seperti di hari kemarin ya, habis hujan, kelihatan udaranya pulih," kata Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro, kepada wartawan, Kamis (20/6).

Sigit menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah berkomunikasi dengan BMKG perihal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jika terjadi penurunan kualitas udara secara terus-menerus di Jakarta dalam kurun satu pekan ke depan.

"Kemarin kita sudah diskusi dengan teman-teman TMC di BMKG, 'Pak, kalau misalnya nanti ada satu minggu terus-terusan kuning atau tidak sehat, maka kami akan berkirim surat untuk bisa difasilitasi untuk melakukan TMC'," jelas Sigit.

Dia menyebutkan salah satu TMC yang sempat dilakukan pada tahun lalu seperti water mist, yakni penyebaran air dalam bentuk kabut halus. Namun, menurut dia, sejauh ini penggunaan water mist baru akan dilakukan jika kondisi cuaca tergolong ekstrem.

"Pada waktu yang Asian Summit-nya itu, di pas hari-hari dilaksanakan Asian Summit itu, dilakukan TMC dengan water mist dan itu memang bisa mereduksi partikulat atau pencemar yang ada di Jakarta, nah itu yang sudah kita koordinasi," sebut Sigit.

"Tetapi kita belum mendiskusikan untuk yang dari gedung-gedung yang water mist dari gedung-gedung, karena kita melihat upaya yang ada sudah masih mengatasi dan nanti kalau kondisinya se-ekstrem di tahun 2023, baru kita akan melakukan langkah koordinasi untuk kapan bisa diinfus seperti ini," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads