Cak Imin: Kuota Haji Tambahan untuk Percepat Reguler, Cuma Elite yang Dapat

Laporan dari Makkah

Cak Imin: Kuota Haji Tambahan untuk Percepat Reguler, Cuma Elite yang Dapat

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 20 Jun 2024 19:26 WIB
Cak Imin (Mei Amelia/detikcom)
Cak Imin (Mei Amelia/detikcom)
Jakarta -

Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mengungkapkan 20 ribu kuota haji tambahan tidak malah mempercepat antrean haji reguler. Pasalnya, hampir separuh kuota tambahan itu dialihkan untuk haji khusus.

"Dari fakta di lapangan, memang harusnya rasio dari jumlah kuota 8 persen untuk haji reguler ini semua digunakan haji khusus," kata Ketua Timwas Haji DPR sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), kepada wartawan, di Makkah, Kamis (19/6/2024).

Kuota haji tambahan seharusnya mempercepat antrean jemaah haji reguler yang menunggu bertahun-tahun, tetapi justru malah dimanfaatkan oleh kaum elite.

"Betul, justru kuota itu harusnya mempercepat waktu tunggu jemaah, ini hanya elite saja yang dapat," imbuhnya.

Di sisi lain, penambahan kuota haji juga tidak memperluas tenda haji Indonesia. Tak hanya haji reguler, tenda haji khusus juga sama sempitnya.

"Kalau tenda khusus atau furoda itu crowded-nya sama persis dengan haji reguler, kenapa, karena memang ada tambahan kuota," katanya.

Menurut Cak Imin, semestinya tenda haji reguler tidak sepadat itu lantaran hampir sebagian kuotanya diambil oleh haji khusus. Cak Imin mengatakan permasalahan di tenda tidak akan terjadi apabila Kementerian Agama (Kemenag) mempunyai perhitungan yang matang.

"Nah haji reguler mestinya tidak se-crowded itu karena jumlahnya (penambahan kuota) tidak sebesar yang di rasio yang ada. Karena itu, mestinya bisa dikalkulasi sejak awal," tuturnya.

Ruang Gerak Sempit

Sebelumnya, Cak Imin mengatakan tenda dengan kapasitas berlebih ini mengakibatkan jemaah yang tidak kebagian tempat tidur di dalam tenda.

"Satu orang cuma 0,8 meter, artinya 1 meter nggak nyampe, akhirnya tidur di lorong. Ini tidak boleh terulang," katanya.

Di sisi lain, Cak Imin juga mendapatkan informasi adanya tenda lain yang justru lebih luas. Menurutnya, hal ini tidak adil.

"Lalu yang kedua, ada tenda yang berlebihan, leluasa. Ini nggak adil, cara pembagian yang salah," imbuhnya.

Lebih lanjut, Cak Imin mengusulkan agar tenda diberi daftar nama jemaah agar jemaah lain tidak menempati tenda.

"Ke depan, tiap tenda harus ukuran per orang per nama, kayak di hotel," imbuhnya.

(mei/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads