PKS mengomentari hasil survei Litbang Kompas mengenai tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin yang naik menjadi 75,6%. PKS menganggap ada anomali mengenai hasil tersebut.
"Ada anomali. Publik melihat manfaat jangka pendek, bansos dan pembangunan fisik. Tapi kualitas pendidikan, kedalaman ekonomi kita, hingga indeks produktivitas yang di kisaran 54 jauh di bawah Singapura, yang 88; atau Malaysia dan Thailand di angka 66, tidak jadi perhatian," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, kepada wartawan, Kamis (20/6/2024).
Mardani menyinggung hasil tingkat kepuasan itu dengan kebiasaan unik Jokowi yang kerap selfie dan meresmikan berbagai proyek pembangunan. Dia pun khawatir akan persepsi publik saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup dengan presiden sering selfie dan meresmikan proyek bisa menutup ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita yang 6,8 jauh dari masa Orde Baru yang di bawah 5. Angkanya keluar dari Litbang Kompas yang punya reputasi. Jadi kian berat tantangan menuju negara maju dengan kualitas persepsi publik yang seperti ini," kata Mardani.
Diketahui, Litbang Kompas telah merilis hasil survei terkait kepuasan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Hasilnya, sebanyak 75,6% responden puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Survei ini dilakukan pada 27 Mei-2 Juni 2024 melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error kurang lebih 2,83%.
Hasil survei menunjukkan 75,6% responden puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dan 24,4% responden tidak puas terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf.
Lihat juga Video: Survei Politika: Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi 61,7%