Di bulan Juni akan ada fenomena solstis atau yang dikenal dengan peristiwa titik balik Matahari. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, salah satunya di bulan Juni. Untuk tahun ini, fenomena solstis akan berlangsung pada tanggal 21 Juni 2024.
Mengutip Space, fenomena solstis atau titik balik Matahari terjadi ketika sebagian wilayah Bumi menerima cahaya Matahari, sementara sebagian wilayah yang lain berada dalam bayangan. Hal ini menyebabkan sebagian belahan Bumi menerima cahaya Matahari lebih lama dibanding yang lainnya.
Menurut Earth Sky, Solstis atau titik balik Matahari terjadi ketika akan mengalami perubahan musim, yakni di bulan Juni dan Desember. Solstis di bulan Juni disebut dengan titik balik Matahari musim dingin. Sementara fenomena solstis di bulan Desember disebut juga titik balik Matahari musim panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu Solstis 21 Juni 2024 di Indonesia
Dilansir In The Sky, fenomena solstis Juni atau titik balik Matahari musim dingin tahun ini akan terjadi pada Jumat, 21 Juni 2024 sekitar pukul 03.49 WIB. Tanggal 21 Juni akan menjadi hari terpendek di tahun 2024 di belahan Bumi selatan, yaitu pada pertengahan musim dingin.
Hari ini dihitung oleh para astronom sebagai hari pertama musim dingin di belahan Bumi selatan. Sementara di belahan Bumi utara, Matahari berada di atas cakrawala lebih lama dibandingkan hari-hari lainnya dalam setahun, dan para astronom menetapkannya sebagai hari pertama musim panas.
![]() |
Serba-serbi Solstis Juni dan Desember
Mengutip Edukasi Sains Lapan, berikut ini perbedaan antara fenomena solstis Juni atau titik balik Matahari musim dingin dengan fenomena solstis Desember atau titik balik Matahari musim panas:
- Fenomena solstis di bulan Juni terjadi ketika belahan Bumi utara lebih condong dan lebih "dekat" ke arah Matahari. Hal itu membuat radiasi Matahari yang diterima lebih besar dan lebih lama dibandingkan belahan Bumi selatan untuk waktu yang sama. Posisi ini menyebabkan durasi siang di Bumi utara yang lebih lama dibanding Bumi selatan.
- Fenomena solstis di Desember terjadi ketika belahan Bumi selatan lebih condong dan lebih "dekat" ke arah Matahari. Sehingga, radiasi Matahari yang diterima lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan belahan Bumi utara dalam waktu yang bersamaan. Hal itu berpengaruh pada durasi siang yang lebih lama di Bumi selatan.