Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) nonaktif, Kasdi Subagyono, mengakui pernah menerima telepon dari pimpinan KPK, Nurul Ghufron, terkait permintaan bantuan mutasi jabatan di Kementan. Hal itu disampaikan Kasdi saat diperiksa sebagai saksi mahkota dalam sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pemerasan.
"Saudara saksi tidak pernah menerima telepon dari salah satu oknum pimpinan KPK?" tanya kuasa hukum SYL, Djamaludin Koedoeboen, dalam persidangan di PN Tipikor Jakarta, Rabu (19/6/2024).
"Ya, saya terima telepon, pernah, oleh satu pimpinan KPK," jawab Kasdi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa itu?" tanya Djamaludin Koedoeboen.
"Bapak Nurul Ghufron," jawab Kasdi.
Kasdi mengatakan Ghufron menelpon dirinya terkait permintaan bantuan mutasi jabatan di Kementan pada 2022. Dia mengatakan permintaan Ghufron itu akhirnya terealisasi.
"Beliau menelepon terkait apa itu?" tanya Djamaludin Koedoeboen.
"Terkait dengan permintaan bantuan untuk memindahkan saudaranya dari Inspektorat II Itjen Kementan ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur," jawab Kasdi.
"Baik, itu tahun berapa itu?" tanya Djamaludin Koedoeboen.
"2022 kalau saya tidak salah," jawab Kasdi.
"Terus? Selanjutnya?" tanya Djamaludin Koedoeboen.
"Ya selanjutnya terealisasi itu," jawab Kasdi.
Hubungan Ghufron dan ASN Kementan yang Dibantu Mutasi
Dewas KPK sebelumnya mengungkap hubungan Ghufron dengan ASN Kementan yang dibantu mutasi. Anggota Dewas KPK Harjono mengatakan kedua pihak tidak saling kenal.
Harjono juga menjelaskan Nurul Ghufron dengan sosok ASN Kementan yang dibantunya mutasi itu tidak saling kenal. Namun mertua ASN itu merupakan teman Nurul Ghufron.
"Kedekatannya sebenarnya nggak kenal sama dia, yang dimutasi nggak kenal. Itu baik keterangan dari yang dimutasi maupun keterangan dari Pak Ghufron sendiri, sebenarnya nggak kenal. Yang dikenal itu adalah mertua yang dimutasi. Itu temannya," ungkap Harjono di gedung ACLC KPK, Jakarta, Selasa (14/5).
(mib/aud)