Inspiratif! Ibu di Surabaya Atasi Speech Delay pada Balita dengan SOTH

Erika Dyah - detikNews
Jumat, 14 Jun 2024 12:40 WIB
Foto: Pemkot Surabaya
Jakarta -

Ibu rumah tangga di Kota Surabaya, Jawa Timur, Nur Zakia (39) membagikan kisah inspiratifnya membantu balitanya yang mengalami speech delay (keterlambatan bicara). Usai mengikuti Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), ia bisa membantu anaknya mengatasi masalah tersebut.

Zakia menceritakan balitanya sempat dikira mengidap autis karena keterlambatan berbicara. Namun, setelah mengikuti Program SOTH Zakia mendapatkan pengetahuan baru dan membawa putranya ke terapi wicara. Hasilnya, putranya bukan mengidap autis tetapi speech delay dan kini menunjukkan perkembangan yang pesat.

Warga Gembong DKA 2, RT8 RW4, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya itu memiliki 3 anak, dua putri dan seorang putra. Awalnya, Zakia mengkhawatirkan perkembangan anak nomor tiga yang dianggap kurang dalam motorik adaptasi dan sosialisasi. Kekhawatirannya semakin besar karena rumah tinggal Zakia yang berada di dekat rel kereta api.

Ia pun membatasi aktivitas putranya ke luar rumah dan memberikan handphone untuk hiburan. Namun, hal ini justru memperburuk kondisi sang buah hati hingga membuat putranya mengalami speech delay dan minim interaksi sosial.

"Banyak orang mengatakan putra saya autis dan hati saya sakit mendengarnya. Hal itu membuat saya merasa bersalah karena merasa kurang memperhatikan tumbuh kembangnya," kata Zakia saat dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).

Setelah mengikuti program SOTH di Kelurahan Kapasari, Zakia pun mendapatkan banyak ilmu baru tentang parenting. Ia membawa putranya ke rumah sakit untuk mengikuti terapi wicara untuk mengatasi speech delay akibat ketergantungan terhadap layar (screen time).

"Alhamdulillah waktu awal saya mengikuti program SOTH, saya mendapatkan ilmu bahwasanya selama ini saya salah dalam mendidik dan membimbing putra saya. Sampai akhirnya saya membawa putra saya periksa di rumah sakit untuk mengikuti terapi wicara," terangnya.

Sejak mengikuti program SOTH selama tujuh kali pertemuan, kata Zakia, terlihat perkembangan yang signifikan pada putranya. Awalnya putranya lebih banyak diam dan takut ketika bertemu orang baru, tetapi sekarang bisa menjadi lebih interaktif.

"Dulu putra saya menangis jika bertemu orang lain selain keluarga. Dia lebih memilih diam di rumah dengan handphone. Sekarang dia sudah bisa merespons ketika dipanggil, mau bermain dengan teman-temannya, dan mulai berbicara meski dengan kata-kata yang terputus," ungkap Zakia.

Ia pun bersyukur dengan program SOTH yang telah membantu putranya. Oleh karena itu, Zakia ingin menginspirasi ibu-ibu lain yang memiliki anak speech delay agar tidak menyerah dan terus berusaha membantu anak-anak mereka.

"Kepada Bapak Wali Kota dan Ibu Wali Kota, Bapak Lurah dan Ibu Lurah, saya mengucapkan terima kasih banyak. Semoga program SOTH ini semakin berjaya dan dapat membangun generasi bangsa yang luar biasa," harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Lurah Kapasari, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Ridzotullahmad Nurchakim menjelaskan program SOTH di wilayahnya sudah berjalan sejak 2023. Program ini diawali percontohan di RW 5 dengan sasaran 10 orang peserta. Adapun pengisi materinya berasal dari berbagai lintas stakeholder.

"SOTH RW di 2023, berkembang lagi di SOTH kelurahan. Nah, SOTH tingkat kelurahan di 2023 ini pesertanya mencapai 16 ibu dan balita. Dimana fokus kepada ibu yang memiliki balita stunting dan pra-stunting," kata pria yang akrab disapa Edo.

Dalam program SOTH ini, pihaknya dibantu enam kader pendamping yang berfungsi mendampingi sekaligus mengajak balita bermain ketika ibunda mereka mendapatkan materi pembelajaran.

"Jadi ketika ibu balita mendapatkan pelajaran dari pemateri, maka anak-anak balitanya diasuh atau diajak bermain sambil belajar oleh enam kader pendamping," papar Edo.

Edo menambahkan total pembelajaran program SOTH di tahun 2023 berisi 13 paket materi komprehensif yang memberikan wawasan kepada ibu balita terkait parenting.

"Harapannya dipraktikkan dalam keluarga di rumah untuk menjadikan anak lebih sehat dan cerdas," tutur dia.

Tak berhenti di sana, pada tahun 2024, program SOTH di Kapasari berkembang menjadi empat, yakni di RW 4, RW 8, RW 10, dan RW 12 Kelurahan Kapasari. SOTH di setiap RW itu juga dibantu enam kader pendamping dan beberapa pemateri dari lintas stakeholder.

Ia mengungkapkan pada tahun 2024 ini, SOTH berisi 14 paket materi pembelajaran. 13 materinya sama dengan SOTH 2023, ditambah satu materi berupa transisi anak dari PAUD ke SD. Belasan materi yang diberikan kepada ibu balita itu sangat komprehensif, meliputi cara mengajarkan parenting atau pola asuh anak yang baik.

"Dengan adanya program SOTH ini, progres penurunan stunting di Kelurahan Kapasari berjalan dengan baik. Di tahun 2023 awal, stunting kami ada 12 anak, dan tahun ini di bulan Juni 2024 sudah menurun tinggal 3 anak, dan itupun ada penyakit penyerta yang masih kami upayakan untuk penyembuhannya," ungkapnya.

Di sisi lain, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bersyukur program SOTH berhasil mengubah karakter orang tua dalam menerapkan parenting atau pola asuh anak yang baik. Menurut dia, keberhasilan ini berkat kolaborasi semua pihak.

"Ternyata pendidikan orang tua itu jauh lebih penting dalam mendidik anak. Inilah yang saya harapkan," kata Eri.

Eri pun berterima kasih kepada TP PKK dan semua stakeholder yang terlibat dalam program SOTH. Menurutnya, kolaborasi ini menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan stunting di Kota Pahlawan.

"Stunting Kota Surabaya tercatat menjadi 1,6 persen dan terendah se-Indonesia. Sebab, SOTH berperan penting dalam mengubah karakter orang tua terhadap pola asuh anak," ujarnya.

Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menyampaikan pemerintah kota bersinergi bersama TP PKK dalam program SOTH. Pihaknya memperbaiki pola asuh orang tua kepada anak serta membenahi pemberian gizi kepada balita.

"SOTH adalah untuk ibu-ibu muda yang memiliki anak usia 0-6 tahun. Karena menjadi orang tua tidak ada sekolahnya, sehingga kami usahakan tumbuh kembang anak-anak maksimal dan terpantau melalui SOTH," kata Bunda Rini.

Ia menjabarkan SOTH angkatan ke-1 di tahun 2023 telah terselenggara di 153 kelurahan se-Surabaya. Sedangkan di tahun 2024, lebih dari 2.000 RW terlibat dalam pelaksanaan SOTH angkatan ke-2. Pendampingan dalam pelaksanaan SOTH turut melibatkan stakeholder dan sejumlah perguruan tinggi di Kota Pahlawan.

"Jadi yang terlibat bukan hanya pengelola SOTH saja. Tetapi RT, RW, PKK, dan KSH bergerak bersama. SOTH adalah contoh program yang juga digerakkan oleh kebersamaan warga untuk mewujudkan anak-anak yang berkarakter, sehat, dan cerdas," pungkasnya.



Simak Video "Ornamen Naga Raksasa Hiasi Balai Kota Surabaya Jelang Imlek"

(ega/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork