Pengecekan dilakukan oleh Timwas yang dipimpin Wakil Ketua DPR Loedwijk Freidrich Paulus; Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi; Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang, Ace Hasan Syadzily, Abdul Wachid; Anggota Komisi VIII DPR Syaifullah Tamliha, M Fauzan Nurhuda Yusro, Sri Wulan, Iskan Qolba Lubis.
Tenda Arafah yang dikunjungi oleh timwas ini memiliki kapasitas 130 jemaah. Tenda tersebut memiliki fasilitas kasur (alas tidur dan bantal), air conditioner (AC), dispenser.
"Nah sekarang gini, itu ada tulisan kapasitas 130. Ada nggak 130?" Ace bertanya kepada PPIH Makkah, Nurcholis Bin Turmudzi, di lokasi.
Sebagai informasi, tenda tersebut memiliki kapasitas untuk 360 jemaah yang dibagi dua sisi (masing-masing 130 orang). Namun, dari haail penghitungan Timwas, tenda tersebut hanya muat untuk 330 orang.
"Berarti kapasitas ini 360?" tanya Marwan Dasopang.
"Over 30," timpal Abdul Wachid.
"Untuk 360? Sementara hitungan kita hanya 330. Yang 30 orang terpaksa di luar?" tanya Ace lagi.
Kasur Mirip Karpet TK
Ashabul Kahfi yang juga anggota Timwas menyoroti kasur untuk jemaah haji. Menurutnya, kasur tersebut kekecilan dan mirip 'karpet anak TK'.
"Ini sebetulnya kekecilan. Anak TK itu pada sekolah dikasih karpet kayak ini," kata Ashabul sambil mengangkat kasur tersebut.
Abdul Wachid, Syaifullah Tamliha, dan M Fauzan Nurhuda Yusro, sempat menjajal kasur itu.
"Ini aja sudah mepet kalau yang (badannya) kecil," Sri Wulan mengomentari.
Sementara itu, Nurcholis mengaku tidak tahu mengapa kasur jemaah didesain dengan ukuran kecil. Kata Nurcholis, kasur itu disediakan oleh masyarik dan maktab.
"Nggak tahu saya (kenapa ukurannya kecil). Ini kan yang menyediakan masyarik sama maktab," kata Nurcholis.
Dari pantauan detikcom, kasur tersebut disusun dua baris di dua sisi. Kasur berdempetan, sehingga saat kasur itu digunakan maka jemaah tidur berdempetan. Di antara dua sisi tersebut terdapat lorong untuk jemaah berjalan. (mei/maa)