Di Forum Tingkat ASEAN, Dirut BPJS Bicara Pentingnya Skrining Kesehatan

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Kamis, 13 Jun 2024 15:03 WIB
Foto: Dok. BPJS Kesehatan
Jakarta -

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti hadir sebagai delegasi tunggal Indonesia dalam ASEAN Priority Setting Exercise 2024 yang digelar di Singapura. Pada kesempatan tersebut, dia memaparkan upaya BPJS Kesehatan dalam menggenjot layanan skrining kesehatan bagi masyarakat.

Dia menjelaskan pada tahun 2023, terdapat 39,7 juta peserta JKN yang telah memanfaatkan layanan skrining kesehatan untuk mengetahui potensi risiko penyakit yang dimilikinya. Angka ini melonjak 17,7 kali lipat dibandingkan tahun 2021, yang baru dimanfaatkan oleh 2,24 juta peserta JKN.

"Layanan promosi, pencegahan, skrining dan konsultasi diperkuat, sehingga bukan hanya peserta JKN yang sakit saja yang dapat memanfaatkan layanan JKN tetapi juga yang sehat dapat memanfaatkannya. Skrining riwayat kesehatan adalah langkah pertama mendeteksi risiko penyakit. Kita kelompokkan peserta JKN yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi melalui skrining riwayat kesehatan yang diakses peserta lewat Aplikasi Mobile JKN atau website BPJS Kesehatan. Kalau berisiko tinggi, akan kita arahkan ke fasilitas kesehatan supaya diperiksa dan ditangani lebih lanjut segera," jelas Ghufron dalam keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).

Di hadapan perwakilan sejumlah negara dari ASEAN, dia menjelaskan terdapat 4 jenis layanan skrining yang bisa dimanfaatkan oleh peserta JKN. Ada skrining diabetes melitus, skrining hipertensi, skrining kanker serviks, dan skrining kanker payudara.

Ke depan, pihaknya akan memperluas layanan yang dijamin BPJS Kesehatan secara bertahap hingga menjadi 14 jenis skrining, di antaranya skrining thalassemia, skrining anemia, skrining hepatitis, skrining tuberkulosis, skrining kanker paru, dan beberapa skrining lainnya.

"Penyakit berbiaya katastropik masih menempati urutan teratas dalam pembiayaan pelayanan kesehatan Program JKN, hampir 25% dari beban pelayanan JKN di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Tahun 2023, BPJS Kesehatan mengeluarkan Rp 34,7 triliun untuk membayar pelayanan kesehatan 29,7 juta kasus penyakit berbiaya katastropik. Ini seperti dua sisi mata uang bagi kami. Di satu sisi, makin banyak masyarakat yang tertolong karena dapat mengakses layanan kesehatan. Namun di sisi lain, beban biaya pelayanan kesehatan terus bertambah. Ini yang jadi tugas besar kita semua agar bisa mengendalikan angka penderita penyakit berbiaya katastropik. Karena itu, deteksi dini sangat penting. Lebih cepat diketahui, lebih cepat penanganannya," kata Ghufron.

Di sisi lain, dia juga memamerkan sederet prestasi BPJS Kesehatan selama menyelenggarakan program JKN. Selain sering diundang menjadi pembicara di berbagai negara, baru-baru ini Ghufron terpilih menjadi Co-Convener baru dari Steering Group Joint Learning Network (JLN) for Universal Health Coverage.

Sebagai informasi, JLN merupakan suatu komunitas praktisi dan pembuat kebijakan dari berbagai negara yang bertujuan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan untuk mengembangkan sistem maupun sumber daya yang diharapkan mampu menjawab tantangan praktis reformasi sistem kesehatan untuk mencapai UHC.

Komunitas JLN ini melibatkan para pemimpin dari kementerian lembaga pembiayaan kesehatan nasional kesehatan dan lembaga pemerintah lainnya di Asia, Afrika, Eropa, Amerika Latin dan Timur Tengah.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork