Sebelumnya, polisi memanggil Bupati Frans buntut aksinya mengejar mahasiswa yang demo menggunakan sebilah parang. Polisi juga memanggil mahasiswa untuk dimintai keterangan.
Kasi Humas Polres Halmahera Utara Iptu Deni Salaka kepada detikcom, Senin (3/5), mengatakan tidak ada laporan terkait aksi Frans Manery mengejar mahasiswa pakai parang. Namun pemanggilan tersebut berdasarkan perintah Kapolres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengejaran massa dengan parang ini dilakukan Bupati Frans saar massa GMKI Cabang Tobelo menggelar demo di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, pada Jumat (31/5), sekitar pukul 17.30 WIT. Frans Manery kemudian datang membawa parang yang membuat massa kocar-kacir.
Kejadian bermula saat massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut pada Jumat (31/5) sekitar pukul 11.00 WIT. Massa kemudian melanjutkan aksi di depan Hotel Marahai hingga di kediaman Frans di Desa Gura, Kecamatan Tobelo.
"Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari," ujar Ketua GMKI Cabang Tobelo Rivaldo Djini kepada kepada detikcom, Sabtu (1/6).
Rivaldi menuturkan massa lari karena menganggap tindakan Frans Manery dapat membahayakan. Dia mengaku sempat menenangkan massa agar tidak memancing keributan.
"Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati," tambahnya.
Simak Video 'Viral! Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang':
(aud/fjp)