GMKI Terima Aduan Kader Terkait Bupati Halmahera Bubarkan Demo Pakai Parang

GMKI Terima Aduan Kader Terkait Bupati Halmahera Bubarkan Demo Pakai Parang

Audrey Santoso - detikNews
Selasa, 11 Jun 2024 14:19 WIB
Ketua Cabang GMKI Tobelo Johan Rivaldo Djini bersama Korwil GMKI Wilayah Maluku Utara Fandy datang ke Jakarta, melaporkan kejadian Bupati Halmahera Utara Frans Manery ke Pengurus GMKI Pusat.
Ketua Cabang GMKI Tobelo Johan Rivaldo Djini bersama Korwil GMKI Wilayah Maluku Utara Fandy datang ke Jakarta, melaporkan kejadian Bupati Halmahera Utara Frans Manery ke Pengurus GMKI Pusat. (Foto: dok. GMKI)
Jakarta -

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menerima aduan terkait tindakan Bupati Halmahera Utara, Maluku Utara, Frans Manery, yang membubarkan demonstrasi massa GMKI Cabang Tobelo menggunakan sebilah parang. Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom, mengaku prihatin terhadap insiden ini. Jefri mengatakan tindakan Bupati Frans sarat unsur pidana.

"Tindakan yang dilakukan oleh Bupati Halmahera Utara adalah tindakan pidana," kata Jefri dalam keterangan tertulis, Selasa (11/6/2024). Untuk diketahui, Ketua Cabang GMKI Tobelo Johan Rivaldo Djini bersama Koordinator Wilayah (Korwil) GMKI Wilayah Maluku Utara Fandy datang ke Jakarta untuk melaporkan hal tersebut ke Pengurus GMKI Pusat.

Dia mengatakan tak akan membiarkan masalah ini begitu saja. Jefri menegaskan GMKI akan mengawal dan mendorong kasus Bupati kejar mahasiswa dengan parang ini ini agar ditangani oleh Bareskrim Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kami akan mengawal kasus ini hingga ke Mabes Polri untuk memastikan keadilan ditegakkan," tegas Jefri.

Dia mengatakan tak ada tempat bagi kekerasan di Indonesia. "Tidak ada tempat bagi kekerasan dalam negara yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia," ucap Jefri.

ADVERTISEMENT

Jefri mengajak publik untuk turut mengawasi dan mendukung proses hukum terhadap kasus ini. Menurut Jefri, kekerasan dalam bentuk apapun, terlebih dilakukan oleh pejabat publik, harus diusut tuntas demi menjaga marwah demokrasi dan keamanan publik.

"Ini bukan hanya masalah GMKI, tetapi masalah kita bersama sebagai bangsa. Kami berharap, melalui proses hukum yang transparan dan akuntabel, keadilan dapat ditegakkan dan kejadian serupa tidak akan terulang lagi di masa depan," tutur Jefri.

Sementara itu, Johan Rivaldo Djini menuturkan unjuk rasa adalah hak setiap warga negara. Dia menyebutkan perbuatan Bupati Frans intimidatif.

"Kami merasa terancam dan sangat khawatir dengan keselamatan kami saat melakukan aksi demo, yang seharusnya menjadi bagian dari hak demokratis kami sebagai warga negara," ujar Djini.

"Tindakan Bupati yang mengejar kami dengan parang adalah bentuk intimidasi dan kekerasan yang tidak dapat ditoleransi," tambah dia.

Simak juga Video 'Viral! Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Sebelumnya, polisi memanggil Bupati Frans buntut aksinya mengejar mahasiswa yang demo menggunakan sebilah parang. Polisi juga memanggil mahasiswa untuk dimintai keterangan.

Kasi Humas Polres Halmahera Utara Iptu Deni Salaka kepada detikcom, Senin (3/5), mengatakan tidak ada laporan terkait aksi Frans Manery mengejar mahasiswa pakai parang. Namun pemanggilan tersebut berdasarkan perintah Kapolres.

Pengejaran massa dengan parang ini dilakukan Bupati Frans saar massa GMKI Cabang Tobelo menggelar demo di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, pada Jumat (31/5), sekitar pukul 17.30 WIT. Frans Manery kemudian datang membawa parang yang membuat massa kocar-kacir.

Kejadian bermula saat massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut pada Jumat (31/5) sekitar pukul 11.00 WIT. Massa kemudian melanjutkan aksi di depan Hotel Marahai hingga di kediaman Frans di Desa Gura, Kecamatan Tobelo.

"Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari," ujar Ketua GMKI Cabang Tobelo Rivaldo Djini kepada kepada detikcom, Sabtu (1/6).

Rivaldi menuturkan massa lari karena menganggap tindakan Frans Manery dapat membahayakan. Dia mengaku sempat menenangkan massa agar tidak memancing keributan.

"Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati," tambahnya.

Simak Video 'Viral! Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads