Legislator PDIP Usul Bentuk Mahkamah Pancasila: Buat Jaga Etika Pejabat

Legislator PDIP Usul Bentuk Mahkamah Pancasila: Buat Jaga Etika Pejabat

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Selasa, 11 Jun 2024 12:07 WIB
Seskab Pramono rapat bersama Komisi II DPR
Komisi II DPR Rapat Kerja (Dwi/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDIP Heru Sudjatmoko menyampaikan usulan saat rapat kerja bersama BPIP, Setneg, Seskab Pramono Anung, hingga KSP Moeldoko di Komisi II DPR. Heru mengusulkan pembentukan Mahkamah Pancasila.

"Izinkan saya tidak bicara anggaran, sedikit saja, Pak, saya hanya tergelitik kalau tidak saya katakan terinspirasi. Ketika kita mengenal ada Mahkamah Konstitusi yang secara sederhana bisa kita sebut penjaga konstitusi kita, ada Mahkamah Agung yang menjaga hukum dengan segala peraturan perundangan di bawah konstitusi. Saya melamun, jangan-jangan perlu ada Mahkamah Pancasila. Saya ditertawakan nggak apa, ya, tapi dengan segala hormat saya ingin sampaikan pikiran ini," kata Heru dalam rapat di gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (11/6/2024).

Heru menyampaikan, fungsi Mahkamah Pancasila itu adalah menjaga etika dan perilaku para pejabat negara, aparatur negara, hingga warga negara. Dia menyebutkan Mahkamah Pancasila tidak perlu mengadili seperti Mahkamah Konstitusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau Mahkamah Konstitusi menjaga konstitusi, barangkali Mahkamah Pancasila, dengan segala kekurangan saya, saya bisa menyebut mungkin fungsinya sebagai penjaga etika dan perilaku para pejabat negara, para aparatur negara, para warga negara, para orang-orang kaya di negara ini, pendek kata semua dari kita. Barangkali tentu bukan untuk mengadili seperti di Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung, tapi paling tidak BPIP bisa mengonsolidasi," jelasnya.

"Katakanlah, misalnya, para cerdik pandai, tokoh tokoh yang bijak, dikonsolidasi untuk membuat tulisan misalnya, penilaian, ya, koreksi untuk diri sendiri sebagai bangsa," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Heru pun menduga saat ini perilaku para pejabat negara sudah jauh dari nilai-nilai Pancasila. Karena itu, menurutnya lembaga ini nantinya bisa memberikan peringatan.

"Apakah perilaku kita selama ini misalnya masih konsisten dengan nilai nilai Pancasila? Jangan-jangan sudah jauh, dalam bahasa Jawa, sudah jauh tapi ndak ada yang aruh-aruh, ndak ada yang mengingatkan. Mungkin salah satu sifat manusia yang berbeda dengan malaikat perlu diingatkan. Karena malaikat selalu taat, tapi manusia punya sifat yang beragam, bisa taat, bisa tidak taat, setidak tidaknya perlu diingatkan, walau dalam pengertian tidak diadili, ini masalah perilaku dan etika yang sumbernya filsafat negara," tutur dia.

Simak juga 'Politisi PDIP Anggap Pancasila Penting dalam Berpolitik, Singgung Oposisi':

[Gambas:Video 20detik]

(maa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads