Era Saraddha Indonesia yang menaungi Emil Salim Institute (ESI) meluncurkan buku bertajuk 'Transisi Energi, Energi Baru Terbarukan'. Peluncuran buku ini menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi isu fenomena perubahan iklim.
Ketua Yayasan ESI Amalia Farina Salim menyampaikan fenomena perubahan iklim, frekuensinya akan semakin meningkat dan meluas. Beberapa di antaranya, seperti gelombang panas, curah hujan yang berlebihan, kekeringan dan badai.
"Dunia, termasuk Indonesia tengah menghadapi isu perubahan iklim. Yang mengancam kehidupan manusia di muka bumi, kurun: 5,10,15, dan 20 tahun mendatang," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (10/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikannya dalam peluncuran buku pada Minggu (9/6/2024). Pada kesempatan yang sama, Mantan Menteri Lingkungan Hidup Prof. Emil Salim mengungkapkan pentingnya menjaga pemanfaatan energi bersih berbasis sumber daya alam setempat.
Menurutnya, hal ini akan lebih menciptakan ketahanan ekonomi melalui ketersediaan energi energi yang berkelanjutan sekaligus menjaga keberlanjutan Indonesia pada 2045 dan seterusnya.
"Tentunya dengan harga yang terjaga," ungkap Prof. Emil.
Ia menambahkan, proses transisi energi menuju energi baru dan terbarukan membutuhkan kerja sama antarsektor dan stakeholder yang fokus pada target bersama yang telah ditentukan.
"Diperlukan adaptasi teknologi dan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim. Sehingga pasokan energi, bisa lebih terjamin. Tentunya lewat serangkaian pendekatan. Dan, yang paling penting, tak boleh ada yang saling menyalahkan, antara satu dengan yang lainnya," tambah Prof Emil.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Pembina Emil Salim Institute Roosdinal Salim mengatakan transisi energi baru dan terbarukan akan berjalan lancar dan mencapai target bila pemerintah memiliki 'political will' yang sangat 'concern'.
"Selama political will dari pemerintah hanya setengah hati, maka jangan berharap target itu bisa tercapai," papar Roosdinal.
Di sisi lain Presiden Emil Salim Institute E. Kurniawan Padma menambahkan Emil Salim Institute akan terus bergerak, dan berkontribusi signifikan menjalankan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
"Tentunya dengan berkolaborasi bersama pemerintah, dunia usaha, sektor pendidikan, dan 'civil society," katanya.
Kurniawan berharap peluncuran buku tersebut dapat berdampak terhadap keberlangsungan transisi energi dan pengembangan energi baru di Indonesia.
"Semoga buku ini akan menjadi referensi dan literasi yang cukup berarti untuk program transisi energi dan pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia, selain tentunya sebagai motivasi terkait serangkaian aksi nyata bersama dari berbagai pihak agar keberhasilan program transisi energi dan pengembangan energi baru dan terbarukan segera terwujud di Bumi Pertiwi Indonesia," pungkasnya.
(akn/ega)