Salah satu keunikan dalam Hari Bakcang atau Hari Peh Cun adalah peristiwa telur bisa berdiri saat siang hari. Berikut penjelasannya.
Apa itu Hari Peh Cun?
Menurut situs Indonesia Kaya, Hari Peh Cun berasal dari tokoh Qu Yuan. Diriwayatkan, Qu Yuan merupakan menteri besar yang hidup pada zaman Dinasti Ciu. Sikap patrioismenya yang tinggi mampu mempersatukan enam negeri yang pada mulanya bercerai.
Namun, Qu Yuan mendapat fitnah dan terusir dari negerinya sendiri. Ia menceburkan diri ke sungai ketika mendengar Negeri Cho hancur. Hal itu dilakukan karena kecintaan yang sangat mendalam kepada negerinya.
Selain menjadi bangsawan, Qu Yuan juga dikenal sebagai sastrawan. Konon, sebelum menceburkan diri ke Sungai Bek Lo, Qu Yuan sempat membacakan sajaknya yang berjudul "Li Sao" di depan orang banyak.
Sajak tersebut berisi kegundahan hati atas berbagai praktik korupsi dan kejahatan hukum yang marak terjadi di negerinya. Peristiwa penceburan diri inilah yang kemudian menjadi latar sejarah perayaan Peh Cun di berbagai negara di dunia.
Telur Berdiri saat Hari Peh Cun
Hari Peh Cun atau Hari Bakcang yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Khongcu Lek ini identik dengan perahu naga dan Hari Raya Twan Yang. Pada Hari Raya Twan Yang, saat Twan Ngo sekitar pukul 11.00 - 13.00, konon telur bisa berdiri pada ujungnya karena gaya tarik-menarik matahari dan bumi.
Dalam kepercayaan Tionghoa, orang yang berhasil mendirikan telur akan mendapatkan berkah dari langit. Menurut Cing Eng, salah seorang dari perkumpulan Boen Tek Bio, waktu Twan Ngo pada Hari Raya Twan Yang merupakan hari yang baik bagi kehidupan.
Menurut situs Info Tionghoa, fenomena telur berdiri ketika Hari Peh Cun terjadi saat matahari memancarkan cahaya paling kuat. Gaya gravitasi pada saat itu adalah yang terlemah dan matahari berada di posisi tepat di atas khatulistiwa, sehingga menyebabkan telur bisa berdiri.
Konon katanya, pada tanggal tersebut, posisi bulan tepat berada pada satu garis lurus dengan bumi sehingga gaya gravitasi bulan pada tengah hari akan tepat berada di bawah bumi. Hal ini menyebabkan kuning telur akan tertarik sedikit lebih rendah dibanding pada hari-hari biasa.
Akibatnya, titik berat telur lebih ke bawah dan membantu telur dapat berdiri pada ujung lancipnya. Adapun tradisi mendirikan telur saat Hari Peh Cun 2024 juga dilakukan di Tangerang. (kny/jbr)