Sejumlah pegawai Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, mengeluhkan adanya manipulasi dana remunerasi yang diperoleh para pegawai. Para tenaga kesehatan (nakes) berdemo mempertanyakan hak remunerasi kepada pihak manajemen RS.
Juru Bicara Pegawai RSKD Duren Sawit, drg. Mirza, mengatakan, berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ternyata ada ketidaksesuaian dalam pemberian remunerasi. Temuan itu membuat dokter, perawat, dan nakes lainnya kaget dan berdemo pada Senin (3/6).
"Hasil audit BPK ketemu bahwa ada permainan menaik-naikkan level remunerasi. Ketika mengetahui temuan BPK, kami kaget bukan main," kata Mirza dilansir Antara, Rabu (5/6/2024).
Dia menilai remunerasi atau imbal jasa ratusan pegawai RSKD Duren Sawit meliputi nakes hingga sopir diduga dimanipulasi dan dipotong selama 14 tahun.
Dalam pembagian remunerasi terdapat level 1 hingga 14. Adapun level 14 atau paling tinggi untuk jabatan pimpinan RSKD Duren Sawit dan level 1 paling bawah untuk posisi sebagai sopir.
Tapi karena diduga ada manipulasi pegawai RSKD Duren Sawit yang berada di level 6 menerima remunerasi posisi level 8, imbalan yang didapat satu pihak lebih besar dan satu pihak lebih kecil.
"Memainkan levelnya, misal level enam tapi dibagikan nomor delapan. Jadi naik dua kali lipat. Nah itu kan merugikan yang lain. Itu kena ke seluruh pegawai, banyak pegawai yang dirugikan menjadi resah," ujarnya.
Dugaan Kerugian Miliaran
Menurutnya, potongan remunerasi setiap pegawai dapat mencapai Rp 2 juta per orang, sehingga bila pemotongan diakumulasi sejak 2010, kerugian mencapai miliaran rupiah.
Mirza menduga manipulasi dan pemotongan remunerasi terhadap ratusan pegawai RSKD Duren Sawit dilakukan seorang oknum pejabat yang kini sudah dinonaktifkan.
Namun oknum itu tidak diberhentikan dengan alasan tenaga dan kemampuannya masih dibutuhkan manajemen RSKD Duren Sawit.
Lihat juga Video 'Protes UKT dan Uang Pangkal, Mahasiswa UGM Kemah di Depan Balairung':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(jbr/imk)