"Layanan Program JKN sekarang sudah mengadopsi inovasi digital untuk memudahkan peserta JKN, sejalan dengan transformasi mutu layanan yang mengedepankan pelayanan yang mudah, cepat, setara, dan non diskriminasi," kata Ghufron dalam keterangan tertulis, Senin (3/6/2024).
Dia mengatakan sebelum berinovasi, untuk bisa menikmati program tersebut peserta harus mengantre hingga 6 jam untuk mendapatkan fasilitas kesehatan. Namun kehadiran sistem antrean online membuat waktu tunggu menjadi lebih efisien berkisar 2,5 jam.
Serta antrean online kini bisa diakses melalui fitur Aplikasi Mobile JKN. Hal itu diungkapkan olehnya saat memberikan pemaparan di Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) di Surabaya, hari ini.
"Peserta JKN kini dapat melakukan skrining riwayat kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan atau di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)," jelasnya.
Dia mengatakan skrining ini dapat mendeteksi potensi 14 penyakit, termasuk diabetes melitus, hipertensi, iskemia jantung, stroke, kanker leher rahim, kanker payudara, anemia remaja putri, tuberkulosis, hepatitis, paru obstruktif kronis, thalasemia, kanker usus, kanker paru, dan hipotiroid kongenital.
"Kini, BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan administrasi non tatap muka berbasis digital, seperti Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA) di nomor 0818165165 dan BPJS Kesehatan Care Center 165. Layanan ini menjadi alternatif bagi peserta yang ingin mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah dan cepat," tutur Ghufron.
Sementara itu, Rektor ITS Bambang Pramujati mengungkapkan apresiasinya terhadap perkembangan pesat Program JKN. Menurutnya, Program JKN telah berkembang dengan pesat, dan semua stakeholder memiliki peran penting dalam membangun ekosistem JKN, termasuk kalangan civitas academica.
"Keren untuk BPJS Kesehatan yang memanfaatkan teknologi digital dalam ekosistem JKN, karena saat ini semuanya sudah serba digital dan masyarakat selalu ingin yang cepat dan praktis," kata Bambang.
Bambang berharap ITS dapat ikut andil dalam memajukan kesehatan di Indonesia melalui kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"Kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara BPJS Kesehatan dan ITS serta membuka peluang kolaborasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia," tutupnya. (akd/ega)