Penampilan bugar tidak menjamin kesehatan baik-baik saja. Seperti yang dialami I Wayan Punarbawa (52).
Punarbawa yang merupakan mantan atlet voli ini tak menyangka dirinya terkena penyakit tumor, hingga harus menjalani operasi. Beruntung operasi berjalan lancar, dan kini kondisinya perlahan mulai normal.
Warga Gianyar itu pun membagikan pengalaman menjalani operasi tumor. Punarbawa menceritakan awalnya dia sering merasakan pegal di bagian lengan kiri dan pundak. Lalu pada bagian pergelangan tangannya tumbuh daging yang cukup menonjol dan terasa semakin hari semakin sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tak kunjung membaik selama sebulan, ia kemudian memeriksakan dirinya ke klinik menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Pada tetapi saat itu saya belum bisa memastikan apakah penyakit tersebut membuat bagian kiri tubuh saya pegal. Akhirnya pihak klinik merujuk saya ke salah satu rumah sakit swasta di Gianyar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Punarbawa dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5/2024).
Dengan melewati proses administrasi yang dinilainya cukup mudah di rumah sakit, ia menjalani serangkaian pemeriksaan. Hasilnya menunjukkan ia menderita tumor yang belum ganas. Dokter menyarankan untuk segera melakukan tindakan operasi mengangkat benjolan daging tersebut agar ia tidak merasakan sakit lagi.
"Saya dan istri menyetujui saran dokter dari pada saya terganggu dengan pegal yang ditimbulkan benjolan tersebut. Sementara untuk biaya pengobatan saya hanya mengandalkan Program JKN atas edukasi dari dokter, mengingat ketersediaan dana yang belum tentu dapat saya penuhi waktu itu," ungkapnya.
Ketika tiba saat ia menjalani operasi, Punarbawa mengaku jika dirinya dibius total dan tidak dapat mengingat proses operasi yang dilakukan. Ketika siuman, ia sudah berada di ruangan rawat inap dengan kondisi tempat benjolannya sudah dibalut perban.
Ia melewatkan satu malam di rumah sakit hingga besoknya diperbolehkan pulang oleh pihak dokter, setelah dipastikan kondisinya sudah membaik.
Bapak satu anak ini merasa senang karena sumber rasa sakitnya telah diangkat dan ia dapat kembali sembuh seperti sedia kala. Punarbawa juga mengaku lega karena seluruh pembiayaan pelayanan kesehatan ditanggung tuntas oleh BPJS Kesehatan.
"Saya ditunjukkan pembiayaan yang lumayan besar tetapi tidak perlu saya bayar dengan keluar uang dari kantong sendiri karena semuanya sudah dijamin oleh JKN. Hal tersebut sangat melegakan dan saya begitu bersyukur telah dibantu Program JKN," ungkapnya.
Punarbawa sendiri merupakan peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) bersama istri dan anaknya. Setiap bulan selama lebih dari 10 tahun, ia membayar iuran secara rutin untuk satu keluarga.
Punarbawa mengaku sama sekali tidak keberatan membayar iuran demi memperoleh perlindungan jaminan kesehatan yang sangat membantu keluarganya.
"Saya selalu menyediakan biaya iuran JKN per bulan agar tidak terlambat. Selama 10 tahun menjadi peserta JKN, begitu banyak saya mendapatkan manfaat. Mulai dari almarhum ibu yang dulu sering bolak-balik ke rumah sakit, hingga istri saya yang baru saja menjalani operasi. Belum lagi ketika sakit-sakit demam yang berobatnya cukup di Puskesmas, walau mungkin biayanya lebih murah, tapi kalau sering sakit juga pasti habis besar biayanya. Makanya saya bersyukur sekali ada Program JKN," ucap Punarbawa.
(akd/ega)