Ada tiga peristiwa penting dalam perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak. Hari Raya Waisak adalah hari besar keagamaan bagi umat Buddha, yang diperingati dengan serangkaian ritual ibadah yang terdiri dari tiga peristiwa penting.
Tiga peristiwa penting yang dirayakan saat Hari Raya Waisak itu terdiri dari peristiwa kelahiran sampai kematian Buddha. Lantas apa saja tiga peristiwa penting yang diperingati pada Hari Raya Waisak itu, dan bagaimana penjelasannya?
3 Peristiwa Penting Waisak
Menurut situs resmi Kemenag, tiga peristiwa penting dalam perayaan Tri Suci Waisak adalah peristiwa kelahiran Bodhisattva Siddharta (calon Buddha), peristiwa pencapaian penerangan sempurna Pertapa Siddharta Gautama (menjadi Buddha), dan peristiwa Buddha Parinibbana (wafatnya Buddha).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan masing-maisng peristiwanya sebagaimana dikutip dari Modul Pendidikan Agama Buddha Kemdikbud:
1. Kelahiran Bodhisattva Siddharta
Peristiwa yang pertama adalah kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama. Ia lahir sebagai calon Buddha. Bodhisattva Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM (sebelum Masehi) di Taman Lumbini, saat itu Ratu Maha Maya dalam perjalan pulang ke orang tuanya. Ia sedang istirahat dan berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat Bodhisattva Siddharta lahir, siraman air jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Siraman air tersebut membasuh tubuh Siddharta.
2. Pencapaian Penerangan Sempurna
Peristiwa yang kedua adalah pencapaian penerangan sempurna Pertapa Siddharta Gautama. Waktu Pertapa Gautama mencapai penerangan sempurna adalah diperingati sebagai Detik-detik Waisak. Peristiwa ini adalah saat Pertapa Siddharta Gautama benar-benar telah mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha. Saat ini terjadi tepat pada bulan purnama.
3. Buddha Parinibbana (Wafatnya Buddha)
Peristiwa yang kedua adalah Buddha Parinibbana atau wafatnya Buddha. Parinibbana berada di bawah pohon terbuka, bukan berada di dalam sebuah ruangan. Setelah Buddha wafat, sifat-sifat dan nilai-nilai moral dalam riwayat Buddha Gautama berpengaruh terhadap kelestarian ajaran Buddha hingga saat ini. Buddha memberikan teladan bahwa manusia harus mencintai alam. Alam atau lingkungan yang baik akan menciptakan kedamaian sehingga membawa manusia mencapai kebahagiaan sejati.
Simak juga 'Jelang Waisak, Api Dharma Tiba di Candi Mendut':