Pesan Ortu ke Casis Bintara Korban Begal Usai Dapat Penghargaan Kapolri

Pesan Ortu ke Casis Bintara Korban Begal Usai Dapat Penghargaan Kapolri

Rachma Syifa Faiza Rachel - detikNews
Jumat, 17 Mei 2024 12:58 WIB
Casis Bintara Polri, Satrio Mukhti (18) korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Casis Bintara Polri, Satrio Mukti (18), korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Rachma Rachel/detikcom)
Jakarta -

Orang tua Satrio Mukti (18), calon siswa (casis) bintara Polri yang dibegal di Jakbar, berterima kasih Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo karena anaknya bisa masuk polisi lewat jalur khusus disabilitas. Orang tua Satrio memberikan pesan kepada Satrio setelah kelak resmi jadi polisi.

Septi Nurlela (39), ibunda Satrio, mengungkapkan rasa senangnya lantaran putranya bisa menjadi polisi seperti yang dicita-citakan. Septi berpesan kepada Satrio agar tidak sombong dan tetap rendah hati.

"Astaghfirullah, terima kasih ya Allah, terima kasih, sudah membantu mewujudkan mimpi anak saya. Tio, jangan jadi orang sombong ya, tetap tanamin ilmu padi dalam diri Tio. Jadi polisi jangan sombong, jangan belagu, harus tunduk," ujar Septi saat ditemui detikcom di rumahnya, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (17/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Septi mengungkapkan bangga pada Satrio. Satrio merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

"Mama dan Ayah bangga sama Tio. Jangan lupa salat," kata Septi.

ADVERTISEMENT

Ayah Satrio, Teguh Raharjo (57), juga berterima kasih kepada Kapolri atas kesempatan itu. Ia meminta Kapolri dapat membimbingnya menjadi polisi yang jujur.

"Terima kasih, Bapak Kapolri. Saya bisa lihat anak saya pakai seragam polisi. Tolong bimbing anak saya. Kalau suatu saat anak saya menjadi polisi yang sombong, tolong ditegur," ujar Teguh.

Teguh pun berpesan agar Satrio tidak melanggar hukum. Dia ingin anaknya selalu jujur ketika kelak menjadi polisi.

"Harus jujur, berani itu nomor satu. Apa pun keadaannya, harus jujur. Kejujuran itu nomor satu, apalagi kamu penegak hukum, bukan pelanggar hukum. Berat hukumnya jika kamu penegak hukum tapi melanggar hukum," ujar Teguh.

Teguh berharap Satrio tetap rendah hati. Dia ingin Satrio menjadi mentor bagi kedua adik-adiknya.

"Kamu anak pertamaku, kamu harus menjadi mentor dari adik-adikmu. Bapakmu orang Jogja, tanamkan rendah hati di dirimu, itu prinsip," kata Teguh.

Teguh bersyukur karena Satrio bisa menjadi anggota Polri berkat kuota khusus disabilitas yang diberikan oleh Kapolri. Dia bangga akan bisa melihat anaknya memakai seragam polisi.

"Saya sudah tua, tapi syukur alhamdulillah bisa melihat anak saya nanti memakai seragam polisi. Anak saya masih muda, tapi sudah saya tanamkan fondasi agama. Dia mengerti salat dan Al-Qur'an," sebut Teguh.

Saksikan Live DetikSore:

Simak Video 'Kronologi Begal Casis Bintara: Pelaku Ikuti Korban-Pepet Saat Sepi':

[Gambas:Video 20detik]



(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads