Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut kasus demam berdarah dengue (DBD) telah mencapai 7.142 orang sejak awal tahun 2024. Dari jumlah itu, 15 orang meninggal dunia.
"Sampai tanggal 14 Mei itu kasus demam berdarah di Jakarta tahun 2024 ini sudah di angka 7.142. Untuk yang meninggal ada 15 orang di Jakarta," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2024).
Dwi mencatat adanya penurunan jumlah kasus DBD dibandingkan April 2024 yang puncaknya mencapai 3.132 kasus. Dia mengatakan kasus DBD di bulan Mei berjumlah 729 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mudah-mudahan di Mei ini sudah lebih turun, karena kalau dilihat dari angka yang masuk sampai 14 Mei ini, angka DBD di bulan Mei ada 729 orang, artinya ini sudah lebih rendah ketimbang setengah bulan yang lalu ya," jelasnya.
Untuk pasien meninggal berasal dari kalangan anak hingga lansia. Sehingga, Dinkes DKI mengingatkan bahwa peluang terjadinya kasus fatal DBD bisa berpotensi di semua kalangan umum.
"Usianya ya dari usia dewasa muda, anak, sampai lansia. Karena demam berdarah bisa menyerang semua umur, dan kondisi risiko untuk terjadi shock di hari ke-4 dan ke-6 itu terjadi pada semua penderita sehingga peluang terjadi kasus fatal kalau terlambat diperiksa bisa terjadi pada semua umur," ucapnya.
Dinkes DKI lantas mengingatkan masyarakat tak terlambat memeriksakan keadaannya ketika demam tinggi. Dia mengingatkan fase kritis demam berdarah terjadi antara hari ke-4 hingga ke-6.
"Jangan menunda kalau memang kondisi sakit, demam tinggi, itu harus segera periksakan diri jangan sampai lewat lebih dari 3 hari tapi belum memeriksakan diri. Nanti sudah terlambat dalam upaya kita memulihkan kondisi kesehatan," jelasnya.
Selain itu, Dinkes DKI juga mengingatkan masyarakat gencar melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) plus. Saat ini pun, pemkot akan memberikan penanda wilayah di kelurahan yang kasus DBD-nya masih tinggi.
"PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) tetap digencarkan kita minta lakukan dua kali seminggu dan di beberapa wilayah lakukan upaya tambahan, seperti memberikan penanda pada kelurahan yang kasus DBD-nya masih terus meningkat, Pak Wali memberikan semacam pelakat menandakan wilayah kelurahan yang dipimpin Lurah tertentu masih tinggi sehingga diharapkan lebih gencar lakukan upaya 3M plusnya, nggak cuma di permukiman, tapi juga di kantor, tempat umum," ujarnya.