Gunung Ruang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengalami erupsi beberapa waktu terakhir. Kementerian Kesehatan melaporkan ribuan orang yang terdampak erupsi terluka.
"Gunung Ruang (status) tanggap daruratnya masih sampai 13 Mei. Terus enggak ada meninggal dunia. Luka berat 54 luka ringan 1.181 orang, ada 6.200 pengungsi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, saat ditemui di RS Anak dan Bunda Harapan Kita di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Namun, Nadia memastikan sejauh ini tak ada fasilitas kesehatan, seperti puskesmas maupun rumah sakit, yang rusak akibat erupsi. Pelayanan di kedua fasilitas itu pun masih tetap bergulir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk rumah sakit dan Puskesmas hanya saja Puskesmas masih berfungsi, hanya pustu (puskesmas pembantu) dan poskesdes (pos kesehatan desa) yang sementara tidak berfungsi karena Ini kan aktivitas di dalam masyarakat," jelasnya.
Dalam cacatan Kemenkes, penyakit yang paling banyak menjangkiti masyarakat sekitar usai erupsi Gunung Ruang ialah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kemudian ada juga yang mengeluhkan gangguan saluran pencernaan, dermatitis, hingga demam berdarah (DB).
"Jadi penyakit terbanyak ISPA tetap ya kemudian hipertensi, dispepsia atau gangguan saluran cerna maag fastritis, dermatitis, dan beberapa luka-luka saja akibat mungkin jatuh dan sebagainya, apalagi yang dirawat inap paling banyak adalah PPOK, gangguan pernafasan kemudian ada kehamilan ada kecenderungan DBD ada, suspek DBD empat orang. Kemudian cedera kepala, malaria, dan diabetes melitus," terangnya.
Sejauh ini, tim Kemenkes memobilisasi tim pendamping manajemen krisis serta menyiapkan emergency tim untuk mobilisasi di wilayah Sulawesi. Selain itu, pihaknya memastikan kebutuhan logistik, mulai dari selimut hingga obat-obatan pengungsi, terpenuhi.
"Kita masih terus ini melakukan pemantauan sampai dengan situasi tanggap darurat dicabut oleh Pemda setempat itu artinya sampai dengan 13 Mei," imbuhnya.
(taa/dnu)