Pembunuh 'Pria dalam Sarung' Ngaku Sempat Tersungkur dan Menyesali Diri

Pembunuh 'Pria dalam Sarung' Ngaku Sempat Tersungkur dan Menyesali Diri

Rumondang Naibaho - detikNews
Selasa, 14 Mei 2024 16:55 WIB
Keponakan pembunuh pamannya di Pamulang, dalam kasus mayat pria dalam sarung, saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, 14 Mei 2024. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Keponakan pembunuh pamannya di Pamulang, dalam kasus 'mayat pria dalam sarung', saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, 14 Mei 2024. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Tangsel - Jasad pria berinisial AH (31) terbungkus sarung di Pamulang, Tangerang Selatan. Pembunuh pria itu, inisial FA (23), mengaku menyesal sesaat setelah mengakhiri hidup AH. Pelaku tak menyangka telah menghabisi nyawa sang paman.

"Saya menyesal terhadap perilaku saya dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sempat saya tersungkur, Pak, pas ngelakuin itu, sempet menyesal, kok sampai segitunya," kata FA dalam jumpa pers di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Pelaku mengaku menghabisi nyawa korban seorang diri. Dia mengaku tersulut emosi karena korban menyuruhnya menjaga warung padahal tengah beristirahat.

"Indomie-nya dari kan saya ngambilnya itu pas Jumatan, saya masih bisa nahan, Bapak, (korban inisial AH), yang jumatan itu abang saya, Bapak. Tadinya mau pas dateng Jumatan itu tapi saya masih bisa nahan Bapak karena pada saat itu saya masih jam istirahat. Saya masih istirahat terus disuruh jaga lagi Bapak," ujar FA.

Pelaku juga mengaku selalu diberikan upah selama bekerja dengan korban. "Iya betul (digaji) Bapak. Dapet Bapak per tiap bulannya dapet, saya simpen di dalam tas," pungkas dia.

Motif Sakit Hati

Sebagaimana diketahui, korban dibunuh di warung Madura miliknya, Kampung Dukuh, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Jumat (10/5), pukul 16.00 WIB. Jasad korban selanjutnya dimasukkan ke karung sekitar pukul 21.00 WIB.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Titus Yudho Ully, mengungkap motif pembunuhan dilakukan karena pelaku sakit hati. FA yang merupakan keponakan korban mengaku sakit hati karena kerap dimarahi korban.

"Kalau motifnya itu dia sakit hati, pelaku ini kan masih keponakan, dia kerja bareng sama si korban jaga toko Madura itu," kata Titus.

Diketahui, korban merupakan warga asal Sumenep, Jawa Timur. Korban sebelumnya memboyong pelaku dari kampung halaman ke Pamulang, Tangsel, untuk membantu berjualan di warung Madura milik korban.

"Jadi dia itu sering dimarahi. Itu kan tokonya 24 jam. Dia kayak merasa sudah kerja bagus, kayak tidur subuh-subuh dibangunin, 'Kalau kerja lu tidur aja, jangan di sini', begitu beberapa kali," ujar Titus berdasarkan keterangan pelaku.

Titus menjelaskan, detik-detik sebelum pembunuhan, pelaku mengatakan kain sarungnya ditarik oleh korban. Yudho menyebutkan pelaku kembali kena marah oleh korban.

"Kayak ditarik sarungnya, terus dimarahin pakai bahasa Madura, kurang lebih intinya, 'Kalau kamu di sini cuma tidur-tidur, ngapain di sini? Pergi saja, pulang lagi ke kampungmulah'," terang Titus.

Tersangka FA mengaku perlakuan pamannya itu membuat dirinya sakit hati dan gelap mata. FA lalu membacok korban menggunakan golok pemotong kelapa di warung Madura milik korban, Kampung Dukuh, Ciputat, pada Jumat (10/5), pukul 16.00 WIB.

Lihat juga Video: Penyebab Ponakan Bunuh Paman di Warung Pamulang

[Gambas:Video 20detik]




(ond/dnu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads