Selain Putu, Ada 4 Taruna Junior STIP Dibawa ke WC Hendak Dianiaya

Selain Putu, Ada 4 Taruna Junior STIP Dibawa ke WC Hendak Dianiaya

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Sabtu, 04 Mei 2024 21:06 WIB
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkap kasus tewasnya taruna STIP, Putu Satria Ananta Rustika (19) (Brigitta Belia/detikcom)
Foto: Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkap kasus tewasnya taruna STIP, Putu Satria Ananta Rustika (19) (Brigitta Belia/detikcom)
Jakarta -

Polisi telah menetapkan mahasiswa Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) berinisial TRS (21) sebagai tersangka penganiayaan juniornya, Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas. Ternyata ada empat junior lainnya yang hendak dianiaya selain Putu Satria di kamar mandi.

"Korban bersama 4 rekannya, ada yang menyebut sebagai tradisi taruna, ada penindakan terhadap junior, karena dilihat ada yang salah menurut persepsi senior. Sehingga dikumpul di kamar mandi," kata Kapolres Kapolres Jakut Kombes Gidion Arif Setyawan kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).

Gidion menyebut total ada lima junior yang hendak dianiaya TRS. Namun, Putu Satria menjadi korban pemukulan pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kamar mandi itu ada 5 orang, korban adalah yang mendapatkan pemukulan pertama, dan yang 4 belum sempat," ujarnya.

"Tapi demikian kita tetap melakukan pemeriksaan visum terhadap 4 rekannya," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Putu mendapatkan lima kali pukulan di bagian ulu hati. Sehingga saat itu Putu pingsan.

"Lalu orang pertama yang melakukan pemukulan terhadap korban Putu di bagian ulu hati sebanyak 5 kali, berdasarkan keterangan saksi. Kemudian, korban dipukuli, maka hilang kesadaran, lalu pingsan dan jatuh," katanya.

"Kemudian, dilakukan pertolongan dan dipindahkan ke satu tempat, kelas, di sebelah toilet. Kemudian, sebelum dipindahkan ke toilet dilakulan upaya penyelamatan, menurut tersangka nih ya, penyelamatan memasukkan tangan di mulut untuk menarik lidahnya. Tapi itu justru yang menutup saluran (pernapasan), korban meninggal dunia," tambahnya.

Motif Senioritas

Gidion menjelaskan motif TRS menganiaya juniornya itu. Gidion mengatakan bahwa adanya rasa senioritas dari tersangka.

"Motifnya tadi kehidupan senioritas. Kalau bisa disimpulkan mungkin ada arogansi senioritas. Karena merasa 'mana yang paling kuat', kan ada kalimat-kalimat itu, itu juga nanti mungkin ini menjadi titik tolak untuk melakukan penyelidikan yang lebih," kata Gidion.

Mulanya, Gidion menjelaskan bahwa dalam persepsi tersangka, korban dan teman-temannya melakukan suatu kesalahan. Tersangka TRS mengaku bahwa korban memakai baju olahraga ke dalam kelas.

"Ini persepsi 'penindakan' ini persepsi senior-junior. Ada yang menurut senior, ini kebetulan taruna tingkat 1 semua yg lima orang (junior) ini melakukan sesuatu yang menurut senior ini salah. Apa yg dilakukan (junior) ini, masuk kelas mengenakan baju olahraga. Di kehidupan mereka, menurut senior ini salah," ujarnya.

Tapi kemudian dalam proses penindakannya, ini yang tidak boleh. Salah dalam kehidupan senior-junior, komunitas itu wajar, tetapi kemudian penindakannya dengan menggunakan kekerasan yang eksesif, kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya nyawa orang, jelas tidak boleh," sambungnya.

(azh/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads