Polisi: Upaya Penyelamatan Tak Sesuai SOP Jadi Sebab Utama Taruna STIP Tewas

Polisi: Upaya Penyelamatan Tak Sesuai SOP Jadi Sebab Utama Taruna STIP Tewas

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Sabtu, 04 Mei 2024 20:51 WIB
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan (IG @kapolrestro_jakartautara)
Foto: Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan (IG @kapolrestro_jakartautara)
Jakarta -

Polisi telah menetapkan sang senior berinisial TRS (21) sebagai tersangka penganiayaan mahasiswa Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) bernama Putu Satria Ananta Rustika (19)hingga tewas. Kematian Putu Satria ternyata penyebab utamanya adalah upaya penyelamatan yang tidak sesuai prosedur.

Kapolres Jakarta Utara (Jakut) Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan bahwa korban mengalami luka di bagian ulu hati. Namun saat dilakukan upaya penyelamatan ada kesalahan prosedur.

"Sehingga kita lakukan pemeriksaan dan sinkronisasi ternyata yang menyebabkan matinya atau hilangnya nyawa korban adalah paling utama adalah ketika dilaksanakan upaya-upaya yang menurut tersangka ini adalah penyelamatan di bagian mulut, sehingga itu menutup bagian oksigen saluran pernapasan sehingga mengakibatkan organ vital tidak mendapatkan asupan oksigen, sehingga menyebabkan kematian," ujar Gidion di kantornya, Sabtu (4/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi luka yang ada di paru menyebabkan mempercepat proses kematian. Kematian utama justru ketika melakukan tindakan setelah melihat korban tidak berdaya sehingga panik, kemudian dilaksanakan upaya-upaya penyelamatan tadi yang kemudian tidak sesuai dengan prosedur dan tidak ahlinya," tambahnya.

Gidion menyebut jenazah korban sudah dikembalikan ke keluarga. Dia juga turut mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Putu Satria.

ADVERTISEMENT

"Sehingga Jenazah meninggal dunia dan kemudian terhadap jenazah juga dilakukan pemeriksaan autopsi dan sudah dikembalikan ke keluarga korban. Kami ucapakan bela sungkawa kepada keluarga korban," katanya.

Motif Senioritas

Gidion menjelaskan motif TRS menganiaya juniornya itu. Gidion mengatakan bahwa adanya rasa senioritas dari tersangka.

"Motifnya tadi kehidupan senioritas. Kalau bisa disimpulkan mungkin ada arogansi senioritas. Karena merasa 'mana yang paling kuat', kan ada kalimat-kalimat itu, itu juga nanti mungkin ini menjadi titik tolak untuk melakukan penyelidikan yang lebih," kata Gidion.

Mulanya, Gidion menjelaskan bahwa dalam persepsi tersangka, korban dan teman-temannya melakukan suatu kesalahan. Tersangka TRS mengaku bahwa korban memakai baju olahraga ke dalam kelas.

"Ini persepsi 'penindakan' ini persepsi senior-junior. Ada yang menurut senior, ini kebetulan taruna tingkat 1 semua yg lima orang (junior) ini melakukan sesuatu yang menurut senior ini salah. Apa yg dilakukan (junior) ini, masuk kelas mengenakan baju olahraga. Di kehidupan mereka, menurut senior ini salah," ujarnya.

Tapi kemudian dalam proses penindakannya, ini yang tidak boleh. Salah dalam kehidupan senior-junior, komunitas itu wajar, tetapi kemudian penindakannya dengan menggunakan kekerasan yang eksesif, kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya nyawa orang, jelas tidak boleh," sambungnya.

(azh/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads