Stunting menjadi salah satu persoalan yang menjadi atensi Kapolsek Kediri Iptu Dina Rizkiana di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui program '1 anggota 1 telur' yang digagasnya, polwan tersebut berupaya menurunkan stunting di wilayahnya. Kini dampak positifnya mulai terasa di masyarakat.
Hal itu yang membuatnya diusulkan sebagai kandidat Hoegeng Awards 2024 oleh pembaca detikcom bernam Agung Eka, Kamis (7/2/2024). Sehari-hari, Agung bekerja tak jauh dari Mako Polsek Kediri.
Suatu ketika selepas apel pagi di hari Jumat, Agung melihat anggota Polsek Kediri ramai-ramai mengumpulkan telur. Mereka mengumpulkan telur tersebut dalam sebuah keranjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana kan ada tempat kayak saung, saya nanya ini polisi ngumpulin telur untuk apa. 'Oh ini programnya Bu Kapolsek, jadi programnya 1 butir telur 1 anggota' dia bilang," kata dia saat dihubungi.
Menurutnya, program Iptu Dina tersebut sangat membantu. Meski menurutnya hanya 1 telur yang dibawa setiap anggota, namun apabila konsisten bisa sangat terasa dampaknya.
Yang dia tahu, setelah telur terkumpul, nanti akan disalurkan kepada warga. Iptu Dina melibatkan juga kader-kader Posyandu dalam program tersebut.
"Pernah suatu ketika saya lihat ada kayak semacam anak-anak muda bawa 1 tray telur ini. Kenapa anak-anak muda ini bawa telur, terus mereka memang dengan kesadaran sendiri tertarik dengan kegiatan ini. Nggak ada polisi yang minta, katanya kesadaran sendiri," ucapnya.
Telur tersebut dikumpulkan setiap hari Jumat. Kata Agung, Iptu Dina bersama anggota juga berkoordinasi dengan Puskesmas yang ada di Kecamatan Kediri.
"Dia bilang ada pergerakan penurunan angka stunting. Walaupun nggak signifikan sekian persen, tapi ada terjadi penurunan," sebutnya.
![]() |
Agung mengatakan program tersebut telah berlangsung selama setahun. Program dimulai ketika Iptu Dina menjabat sebagai Kapolsek Kediri.
"Bu Kapolsek sendiri yang langsung ngantarkan kalau jadwal tidak padat," ungkapnya.
Berawal dari Perlombaan Masak
Dihubungi terpisah, Iptu Dina menyampaikan awal mula program '1 anggota 1 telur' tersebut tercetus. Suatu ketika awal menjabat sebagai Kapolsek, dia pergi ke Desa Banyumulek.
Di sana ada perlombaan memasak untuk anak-anak. Olahan masakannya dalam lomba tersebut yaitu telur.
"Terus saya sambil ngobrol sama ibu-ibu kader-kadernya di sana. Terus dia bilang di desa itu merupakan desa yang paling tinggi tingkat stuntingnya dibanding desa lainnya di Kecamatan Kediri," ucap Iptu Dina.
Dia kemudian berbincang-bincang dengan kader Posyandu di sana. Hingga mendapat cerita bahwa terkadang ada anak-anak sekolah menyumbang telur di sana.
Dari situ, dia mulai berpikir dan tertarik melakukan hal serupa. Dia kemudian memulainya dari anggota di Polsek Kediri.
"Kan telur gampang di dapat ya, mudah. Anggota tuh juga nggak ada keberatan bawa dari rumah masing-masing," tuturnya.
Jumlah anggota di Polsek Kediri ada 54 orang. Usai dikumpulkan pada setiap Jumat pagi selepas apel, telur-telur tersebut didistribusikan.
Iptu Dina menyerahkan sepenuhnya telur tersebut kepada ibu-ibu kader Posyandu. Dia mempercayakan mereka mengolah telur tersebut.
"Kita distribusikan ke ibu kader, nanti terserah ibu kader ngolahnya dalam bentuk bahan makanan seperti apa untuk anak-anak yang menjadi sasaran stunting itu. Sasarannya nggak cuman di Desa Banyumulek aja, tapi di desa lain yang ada di Kecamatan Kediri juga," ucapnya.
Angka Stunting Menurun
Pada saat pengumpulan, tak jarang anggotanya membawa lebih dari 1 telur. Bahkan, ada juga teman atau keluarga anggotanya yang menitipkan telur.
Iptu Dina juga membagikan programnya tersebut melalui media sosial (medsos) Polsek Kediri. Banyak warga yang akhirnya ikut membantu juga.
"Terus pemuda-pemudi Desa Gelogor sampai sekarang masih konsisten. Kalau kita selesai apel mereka bantu bawa 1 tray telur. Juga beberapa anggota dia mau membantu lebih, kadang bawa 1 kresek. Ternyata alhamdulillah pada support, jadi kadang ngasih lebih," bebernya.
Iptu Dina mengatakan di setiap desa di Kecamatan Kediri, ada anak yang terindikasi stunting. Namun tidak di setiap dusunnya ada.
Desa yang paling banyak ada anak terindikasi stunting ada di Banyumelek. Namun kini, lanjut dia, jumlahnya sudah menurun.
"Di Kediri stunting paling tinggi di Desa Banyumulek. Kemarin di Desa Banyumulek menyentuh angka 179 kalau nggak salah. Alhamdulillah kemarin ditimbang, diperiksa lagi, ada menurun banget," bebernya.
Dia merasa sangat senang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Bahkan, ada juga yang mendukungnya, termasuk Kapolres Lombok Barat.
"Nggak seberapa sih ya, tapi dia bisa menerima dan sesenang itu kayak wah alhamdulillah banget. Wah bermanfaat gitu kan, hal yang kecil tapi bermanfaat senang," jelasnya.
Harap Program Berlanjut
Setiap minggunya, dia membagikan telur yang telah terkumpul tersebut secara bergilir. Melihat dari jumlah anak yang terindikasi stunting dalam satu desa maupun satu dusun.
Iptu Dina bekerja sama dengan kader Posyandu dan Puskesmas untuk mencari data jumlah anak yang terindikasi stunting. Sehingga pembagian telur tersebut bisa tepat sasaran.
"Satu dusun itu kadang ada 1 atau 2 Posyandu juga, tergantung masyarakatnya banyak atau nggak. Kita kan ada datanya per desa, dusun, anaknya berapa. Jadi kita bergilir setiap Jumat. Rata-rata semua desa sudah (dibagikan)," terangnya.
Selain itu, Bhabinkamtibmas setiap desa juga dilibatkan dalam program tersebut. Dalam beberapa waktu, mereka mengecek di desa dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Iptu Dina sendiri tidak mengetahui setiap minggunya berapa banyak telur yang terkumpul. Telur-telur tersebut biasanya ditaruh di keranjang dan tray atau tempat telur.
"Kalau distribusi kita ada Bhabin yang selalu koordinasi sama Kanit saya yang nyari sasaran dimana, dan mereka malamnya koordinasi, paginya kita action. Kalau kendala nggak sih, karena kita setiap malam ingatkan anggota besok jangan lupa ya Jumat Berkahnya," sebutnya.
Dia berharap ke depannya, program tersebut bisa terus berlanjut. Meski nanti kepemimpinan Polsek Kediri bukan lagi ada di tangannya.
Sebab, stunting menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan di Kecamatan Kediri. Selain itu, program tersebut juga bisa mendekatkan diri kepada masyarakat. Sehingga bisa sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban dengan melibatkan masyarakat.
"Karena itu kan perdusun-dusun lingkupnya. Jadi sekalian silaturahmi kita, baik ke kader Posyandu dan Pak Kadus, kadang Pak Kades mendampingi. Luar biasa silaturahmi dalam kegiatan itu, ketemu masyarakat," pungkasnya.
(rdh/knv)