Aksi Ipda Parwata Tekan Kenakalan Remaja di Rote Ndao NTT

Kandidat Hoegeng Awards 2024

Aksi Ipda Parwata Tekan Kenakalan Remaja di Rote Ndao NTT

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Kamis, 18 Apr 2024 10:28 WIB
Ipda I Gede Putu Parwata keliling sekolah di Pantai Baru, NTT
Ipda I Gede Putu Parwata (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Sosok polisi di Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini dikenal warga karena berhasil menekan angka kenakalan remaja. Dia adalah Ipda I Gede Putu Parwata, selaku Kapolsek Pantai Baru.

Salah satu indikator keberhasilannya adalah dengan berkurangnya pelajar yang bolos dan keluyuran di jam sekolah. Kemudian berkurang juga pelajar yang keluyuran saat larut malam di Pantai Baru.

Keberhasilannya itu yang membuatnya diusulkan menjadi kandidat Hoegeng Awards 2024, Senin (5/3/2024). Dia diusulkan oleh warga bernama Ni Putu Suarni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabupaten Rote Ndao merupakan wilayah tapal batas Indonesia. Letaknya berada di ujung selatan Indonesia. Berada di Pulau Rote, yang menjadi pulau terluar bagian selatan. Lokasinya dari Kota Kupang sekitar 4 jam menggunakan kapal feri.

Meski berdomisili di luar, dia tinggal di Pantai Baru. Di sana, dia mengenal sosok Ipda Parwata karena aktif berkeliling menjaga ketertiban wilayah.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang menjadi sorotannya adalah mengenai kenakalan remaja. Menurut dia, Ipda Parwata berhasil menurunkan kasus kenakalan remaja di Pantai Baru.

Caranya terbilang sederhana, dengan memberikan sosialisasi bahaya kenakalan remaja. Namun hal itu konsisten dilakukan hingga kenakalan remaja dirasakan turun olehnya.

"Kalau dia itu kasih pemahaman ke anak-anak sekolah. Kadang-kadang setiap apel pagi itu, anak sekolah upacara, mengambil sedikit waktu untuk sosialisasikan tentang masalah-masalah kenakalan remaja dan lain-lain," kata Suarni.

Dia menyebut Ipda Parwata rutin datang ke sekolah-sekolah yang ada di Pantai Baru. Sekolah-sekolah yang didatangi mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Di hadapan para pelajar, Ipda Parwata memberi pesan tentang menjauhi kenakalan remaja. Tak hanya upaya pencegahan, Suarni menyebut Ipda Parwata juga melakukan upaya penindakan.

"Datang ke sekolah-sekolah, kunjungi sekolah, lihat situasi sekolah. Kadang-kadang menertibkan anak-anak sekolah yang di jam sekolah keliaran, kadang-kadang memanggil orang tua untuk ngasih arahan maupun ke guru," imbuhnya.

Ipda I Gede Putu Parwata keliling sekolah di Pantai Baru, NTTIpda I Gede Putu Parwata keliling sekolah di Pantai Baru, NTT (Foto: dok. I Gede Putu Parwata)

Kata Suarni, Ipda Parwata juga menyebar anggota-anggotanya untuk melakukan hal serupa. Dia sendiri pernah melihat langsung kala Ipda Parwata memberi pesan kepada pelajar.

"Pernah saya lihat ke sana itu, di salah satu sekolah, dia itu waktu apel upacara minta waktu sebentar ke kepala sekolah untuk sosialisasikan tentang kenakalan remaja. Tidak boleh keliaran di jam sekolah dan masalah kenakalan remaja," tuturnya.

Suarni tak tahu pasti apakah kegiatan patroli penertiban itu dilakukan setiap hari atau tidak. Yang pasti, kata dia, pelajar keluyuran di jam sekolah kini telah berkurang.

Menurutnya, hal itu dampak yang sangat positif bagi masyarakat. Sebab, mereka ketika bolos kerap nongkrong di jalanan dengan masih memakai seragam sekolah.

"Anak-anak sekolah itu nongkrong di jalan, pakai pakaian seragam gitu. Kemudian dipanggil ke sekolah, dipanggil orang tuanya untuk diberi arahan," sebutnya.

Menurut dia, perbedaan ketika Ipda Parwata menjadi Kapolsek cukup terasa. Kehadirannya disebut bisa memberikan rasa aman bagi orang tua.

"Untuk dengan adanya itu mengurangi tingkat kenakalan remaja itu. Kadang-kadang sering juga patroli malam, amankan anak-anak yang nongkrong melewati jam-jam malam," terangnya.

Sebelum bertugas di Polsek Pantai Baru, Ipda Parwata bertugas di Polsek Lobalain. Wilayahnya masih berdekatan, dan masih berada di wilayah hukum Polres Rote Ndao.

Di Lobalain pun, lanjut Suarni, Ipda Parwata melakukan hal serupa. Suarni mengatakan kasus tawuran pelajar bisa berkurang di sana.

"Kemarin saya lihat di Rote juga pernah ada tawuran, tapi dengan begitu berkurang tawuran anak sekolah," ujarnya.

Jargon BARBAR PANBAR

Dihubungi terpisah, Ipda Parwata memiliki jargon bernama BARBAR PANBAR. Jargon BARBAR tersebut memiliki singkatan Berani, Adaptif, Respect, Beretika, Akuntabel, dan Reseptif. Sementara PANBAR memiliki singkatan Panutan, Beretika, dan Respect.

Kata tersebut kata dia terdengar berkonotasi negatif. Namun, implementasi program tersebut jelas, bertujuan menjaga situasi kondusif di wilayah hukumnya. Program pertama yang dilakukan adalah Barbar Religi.

"Itu kegiatan kita menyambangi rumah-rumah ibadah. Karena di sini mayoritas Kristen, jadi setiap hari Minggu pagi sebelum kegiatan ibadah itu, kita di samping pengamanan, kita dikasih kesempatan menyampaikan pesan imbauan Kamtibmas. Kita sampaikan pesan itu fleksibel mengikuti perkembangan di wilayah," ucapnya.

Program selanjutnya yaitu Barbar School, dengan sasaran pelajar dan tenaga pendidik. Kegiatan itu berupa datang ke sekolah dan memberi pesan Kamtibmas kepada pelajar dan tenaga pendidik.

Kegiatan dilakukan pada pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar. Hal itu dilakukan agar tak mengganggu jalannya pembelajaran.

"Jadi sebelum mereka masuk kelas itu ada apel pagi di sekolah. Jadi kita yang ambil apel, kita sampaikan edukasi ke anak sekolah. Tujuannya untuk mencegah kenakalan remaja itu," tuturnya.

Sekolah yang didatangi mulai dari tingkat SD hingga SMA. Sekolah akan didatangi secara bergiliran sesuai desa yang dituju oleh dia bersama anggotanya.

"Misalnya minggu ini di desa A, kita datang di sana ada berapa sekolah. Kita berkegiatan ramai-ramai, jadi kadang ambil 3 sekolah, 5 sekolah, jadi serentak," sebutnya.

Sosialisasi juga termasuk kepada tenaga pendidik atau guru. Mereka diberi pemahaman mengenai pengelolaan emosi dalam mendidik pelajar.

Sebab tak jarang, guru yang sudah lelah mengajar mudah terpancing emosi. Kemudian melakukan kekerasan fisik kepada pelajar.

"Kadang-kadang anak pulang, lapor ke orang tua, pasti dia lapor ke polisi. Tujuannya untuk memberi edukasi ke bapak ibu guru, namanya ngajari anak-anak butuh kesabaran tingkat dewa," katanya.

Kemudian ada program Patroli Barbar, dimana anggotanya berpatroli rutin di wilayah rawan atau yang dilaporkan masyarakat. Patroli tersebut bukan hanya dari atas kendaraan, melainkan bisa mendatangi langsung masyarakat.

"Terus ada juga kegiatan saya kasih nama Ngebarbar Yuk, itu kita mendengar curhatan dan keluh kesah dari masyarakat, mungkin seperti Jumat Curhat itu," ucapnya.

Tawuran Pelajar Berkurang

Ipda Parwata menyebut kenakalan pelajar yang kerap terjadi dan meresahkan adalah konvoi sepeda motor. Kemudian bisa menimbulkan tawuran.

Lokasi beberapa sekolah dekat dengan pelabuhan. Beberapa akses menuju pelabuhan tersebut yang kerap dijadikan arena tawuran.

"Jadi biasa kadang-kadang janjian, namanya anak muda, kita duel di sana yok. Kedua belah pihak kadang bawa teman-temannya masing-masing gitu. Itu kadang-kadang malam ke area pelabuhan," ucapnya.

Pihaknya kerap menerima informasi adanya remaja di sana hingga larut malam. Saat anggotanya bergerak ke lokasi, para remaja tersebut diberi imbauan agar kembali ke rumah.

"Kita kasih imbauan mereka untuk pulang ke rumah, ketimbang duduk-duduk bercerita, nanti yang lain lewat motor saling berteriak pasti sering menimbulkan ribut," jelasnya.

Ipda Parwata mengatakan bahwa dampak program BARBAR PANBAR tersebut memberi dampak positif. Salah satunya karena seringnya patroli, para pelajar jadi berkurang intensitas berkumpul di luar sekolahnya.

Selain langkah pencegahan, langkah penindakan juga dilakukan. Dia pernah menindak dan mengamankan beberapa pelajar yang kedapatan tawuran.

"Nanti orang tua masing-masing kita kasih ketemu, kita upayakan mediasi. Kalau memang buntu, mau tidak mau kita jalankan di penegakan hukum. Tidak serta-merta langsung seperti proses pidana lainnya. Tetap kita libatkan orang tua dan pemerintah desa setempat. Jadi kita Polsek tidak sendiri mengenai kejadian di masyarakat," bebernya.

Manfaatkan Medsos untuk Pelayanan

Ipda Parwata mengatakan bahwa mempermudah pelayanan ke masyarakat adalah prioritasnya. Salah satunya dengan memanfaatkan berbagai media sosial (medsos) Polsek.

Dia meminta anggotanya untuk mengelola medsos Polsek. Kemudian masyarakat bisa dengan mudah berkomunikasi di sana.

"Terkait pelayanan kepolisian juga kita post di medsos kita. Itu juga untuk media komunikasi juga. Kadang-kadang masyarakat dari jauh ke sini butuh mungkin buat surat kehilangan. Mereka bisa sampaikan di medsos, nanti mereka datang tinggal ambil suratnya," terangnya.

Masyarakat, kata Ipda Parwata, bisa mengirim pesan atau komentar di unggahan medsos Polsek. Nanti anggota akan menanggapinya dan meminta berkas yang dibutuhkan.

Menurut dia, hal tersebut bisa mempermudah masyarakat. Sehingga pekerjaan masyarakat, terutama yang berjarak jauh, tidak terganggu.

"Mempermudah pelayanan kita itu, karena masyarakat juga kan punya kesibukan. Kalau kita ambil waktu mereka itu kadang-kadang takut kita buang kerja buang waktu mereka. Itu saya tidak mau, makanya fleksibel," pungkasnya.

(rdh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads