Hari Kartini Diperingati Tanggal Berapa? Simak Juga Sejarahnya!

Hari Kartini Diperingati Tanggal Berapa? Simak Juga Sejarahnya!

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Rabu, 17 Apr 2024 11:44 WIB
Ruang kerja RA Kartini di Museum RA Kartini, Kabupaten Jepara, Rabu (22/11/2023).
Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng / Ruang kerja RA Kartini di Museum RA Kartini, Kabupaten Jepara, Rabu (22/11/2023).
Jakarta -

Hari Kartini merupakan salah satu peringatan nasional di bulan April. Sesuai namanya, peringatan Hari Kartini bertujuan untuk memperingati hari lahir dan jasa pahlawan nasional R.A Kartini.

Kartini adalah salah satu pahlawan nasional yang berjasa dalam memajukan kehidupan wanita di Indonesia. Lantas, Hari Kartini diperingati tanggal berapa? Berikut ulasannya.

Hari Kartini Diperingati Tanggal Berapa?

Dilansir situs Kemdikbud, Hari Kartini diperingati setiap tahun pada tanggal 21 April. Pada tanggal 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Presiden Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, 21 April sebagai Hari Kartini yang masih diperingati hingga sekarang. Peringatan Hari Kartini merupakan momentum untuk mengenang perjuangan dan jasanya dalam memajukan kehidupan wanita Indonesia, khususnya di bidang pendidikan.

Apakah Hari Kartini Libur Nasional?

Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, 21 April tidak termasuk libur nasional maupun cuti bersama. Dengan demikian, Hari Kartini 21 April bukan libur nasional.

ADVERTISEMENT

Peringatan Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang pahlawan nasional R.A Kartini. Lantas, apakah Hari Kartini 2023 termasuk libur nasional?R.A. Kartini. (Foto: https://anri.sikn.go.id/)

Profil R.A Kartini

Kartini adalah salah satu pahlawan nasional yang berjasa dalam memajukan kehidupan wanita di Indonesia. Raden Ajeng Kartini (R.A Kartini) lahir di Kota Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879.

Ia adalah putri dari salah seorang bangsawan bernama Raden Mas (R.M.) Sosroningrat yang menikah dengan wanita desa, Mas Ajeng Ngasirah. Pada tahun 1885, Kartini bersekolah di Europesche Lagere School (ELS) atau setara dengan Sekolah Dasar (SD).

Anak pribumi Indonesia yang diizinkan mengikuti pendidikan di ELS, hanya yang orang tuanya merupakan pejabat tinggi pemerintah. Bahasa pengantar di ELS adalah bahasa
Belanda, sehingga Kartini bisa meningkatkan kemampuan bahasanya.

Namun, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena ditentang oleh sang Ayah. Ia dipaksa untuk menjadi putri bangsawan dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku.

Kartini banyak menghabiskan waktu di rumahnya. Ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan untuk dibacanya di taman rumah. Kartini jadi gemar membaca dan sering bertanya kepada Ayahnya.

Keinginan Kartini Memajukan Wanita Indonesia

Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia. Lalu, muncul keinginan Kartini untuk memajukan kehidupan wanita Indonesia. Baginya, wanita tidak hanya di dapur, tetapi juga harus mempunyai ilmu.

Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Di tengah kesibukannya, ia tidak berhenti membaca dan menulis surat kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda.

Kartini Menikah

Kartini menikah Raden Adipati Joyodiningrat dan ikut suaminya ke daerah Rembang. Beruntung, sang suami mendukung keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Kartini melahirkan seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat, pada tanggal 13 September 1904. Namun, tidak lama setelah melahirkan, Kartini meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904 dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Sekolah Kartini

Pada tahun 1912, Yayasan Kartini mendirikan Sekolah Wanita yang bernama "Sekolah Kartini". Sekolah tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti:

  • Semarang
  • Surabaya
  • Yogyakarta
  • Malang
  • Madiun
  • Cirebon

Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini kepada teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul "DOOR DUISTERNIS TOT LICHT" yang artinya "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Kartini, pemerintah menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini. Tanggal 21 April bertepatan dengan hari lahir Kartini.

(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads