12 orang meninggal dunia dari kecelakaan maut di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek. Dua orang dari 12 korban ialah kakak dan adik asal Depok.
Ayah kedua korban pada Selasa (9/4) menyambangi RSUD Karawang. Sang ayah yakin kedua anaknya meninggal dunia dari peristiwa nahas tersebut.
"Dua, itu anak saya, Azzfar Waldan Rabbani sama Jasmine Mufida Zulfa, itu anak kandung," kata ayah korban, Saefuddin, ditemui di RSUD Karawang, Selasa (9/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saefuddin menduga kedua anaknya tersebut menjadi korban lantaran memiliki kecocokan dengan mobil GrandMax yang ditumpangi. Dia menyebut kedua anaknya saat itu akan melakukan perjalanan mudik ke Ciamis.
"Tujuan mau ke Rancah, Ciamis. Itu rumah neneknya. Neneknya ada dua di situ. Ya dia pingin pulang kampung, udah wanti-wanti untuk pulang kampung," terang Saefuddin.
Awal Mula Tahu Anaknya Jadi Korban Kecelakaan
Dia menjelaskan pertama kali mendapat kabar adanya kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek oleh saudaranya. Sebelumnya dia juga mengaku sempat heran karena hingga sore hari kedua anaknya belum tiba di kampung halaman.
"Kabar sih dari saudara, malah dari saudara. Biasanya paling ke sana paling lama 10 jam, ini belum sampai-sampai, sampai ashar kan. Akhirnya kita ada tiduran tuh jam 3 lah, 3 lewat. Jam 3 lewat ada informasi gitu," ungkap Saefuddin.
Dia mengungkap mobil travel tersebut sudah biasa digunakan oleh keluarganya. Hanya saja, kata dia, mobil yang dipakai kali ini berbeda. Dia mengatakan biasanya menggunakan minibus, namun kali ini dengan mobil GranMax.
"Travel-nya itu sebenarnya dari daerah Rancah, jemputan kan, biasa ngejemput tuh. Ngejemput ke Jabotabek tuh. Ya, itu sering digunakan. Cuma biasanya mobilnya lebih besar ya, minibus. Nah, ini pakai GranMax. Ya, kita nggak tahu sih kenapa pake itu," katanya.
Dia pun menyebut masih menunggu kepastian dari hasil pemeriksaan DNA terhadap kedua anaknya. Dia belum bisa memastikan kapan hasil tersebut bisa diketahui.
"Kita menunggu dari DNA itu. Dari apa namanya, DNA ya. Dari DNA, prosesnya kalau misalkan ini lumayan lama juga, mungkin difasilitasi sama sini, kalo misalkan dari gigi sih kalo misalkan ketemu cepet, kalo fix," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Simak juga Video: Pengakuan Lengkap 'Pak Heri' Sopir Bus Primajasa saat Kecelakaan Maut di Km 58
Perpisahan Terakhir dengan Sang Anak
Saefuddin mengatakan kedua anaknya memang memiliki rencana untuk mudik ke kampung halaman sejak jauh-jauh hari. Dia pun mengaku mengantar sendiri kedua anaknya naik ke mobil travel yang digunakan.
Saefuddin mengatakan saat itu anaknya yang bernama Azzfar Waldan Rabbani baru pulang dari pondok pesantren (Ponpes). Besok setelah pulang dari Ponpes, dia mengaku sempat mengantar anaknya potong rambut.
"Iya, itu anak itu kan mau mudik. Yang pertama itu Azzfar, jadi pulang dari pondok pesantren, itu hari Sabtu. Kita jemput dari Sawangan, tadinya kan di Bogor tuh, turun di Sawangan, dia ada kegiatan di Sawangan. Kita jemput pagi. Paginya itu kita jemput sampai rumah. Kita potong rambut supaya rapi," kata Saefuddin di RSUD Karawang.
Usai potong rambut, dia menyebut anaknya mengikuti kegiatan itikaf bermalam di masjid untuk ibadah di bulan Ramadan. Sekitar pukul 02.00 WIB, dia mengantar keduanya anaknya menuju travel.
"Malamnya itu dia mau itikaf di masjid. Sudah itikaf, pulang pagi. Sebenarnya dijemputnya itu sama travel malam Senin, jam 2 lewatlah. Kita antarin juga ke travelnya karena jauh, nggak bisa masuk ke rumah," katanya.
Saat mengantar dia sempat berbincang dengan anaknya, Azzfar agar menjaga sang adik perempuannya, Jasmine Mufida Zulfa. Jasmine, kata Saefuddin sering mabuk dalam perjalanan jauh. Saat itu juga keduanya anaknya berpamitan seraya mencium tangannya.
"Duduk kita posisikan si anak itu yang Jasmine itu yang perempuan, karena sering muntah, kita posisikan di belakang supir. Makanya ke abangnya 'Bang, ini perhatikan adeknya', kan makanya dikasih plastik supaya kalau muntah, bawa itu plastik dan apa namanya, obat-obatan kan, kaya apa namanya, kayu putih dan lain-lain," ujar Saefuddin.
"Dari itu kita dia pamitan. Dia salam istilahnya, cium tangan, udah. Saya bilang 'semoga selamat', ya sudah," imbuhnya.