Junaedi (29) seorang calon pemudik yang hendak mudik ke Lubuklinggau, Sumatera Selatan mempersiapkan diri untuk perjalanan dua hari dua malam. Menurutnya pulang kampung pada momen lebaran ini akan mustahil jika bisa sampai kurang dari satu hari.
Idealnya perjalanan menuju Lubuklinggau hanya menghabiskan waktu selama 17 sampai 18 jam menggunakan bus. Namun keadaan berubah menjadi tidak bisa diprediksi ketika pulang saat momen lebaran.
Bekal perjalanan yang Juanedi siapkan untuk dua hari dua malam bukan tanpa alasan. Dia punya pengalaman yang lebih melelahkan saat pulang mudik pada 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu Juanedi baru sampai rumahnya di Lubuklinggau setelah menempuh perjalanan tiga hari tiga malam. Waktu tempuh di luar prediksi membuatnya keteteran selama perjalanan.
"Dulu saya benar-benar nggak pernah nyangka bisa berhari-hari di jalan. Uang tipis, makanan cuma seadanya. Tapi sekarang, saya sudah lebih siap, makan, minuman, sama uang cash sudah disiapin buat bekal," ujar Juanedi saat ditemui detikcom, Minggu (7/4/2024).
Junaedi memprediksi perjalanannya ke Lubuklinggau tahun ini tidak akan beda jauh dengan momen lebaran 2022. Setidaknya dia menyiapkan persediaan makanan untuk dua hari.
"Kalau dilihat dari kondisinya bakal nggak jauh beda sama 2022," tegasnya.
Junaedi memaparkan ciri-ciri perjalanan mudik yang akan berhari-hari, di antaranya keterlambatan bus angkutan yang datang, pantauan berkala di pelabuhan Merak, hingga melihat situasi di terminal. Menurutnya, perjalanan bisa sangat lama ketika hendak menuju pelabuhan.
Dia bercerita sudah datang ke Terminal Kalideres sejak pukul0o8.00 WIB bersama dua temannya yang satu kampung. Tiketnya juga direservasi sejak tanggal 30 Maret lalu.
"Ya mau bagaimana lagi. Saya juga bisa mengerti karena ini lebaran. Orang-orang juga sama nunggu kayak saya ini. Kalau udah gini, paling tidak dua hari baru sampai rumah," jelasnya.
Di sisi lain, tahun ini Juanedi pulang dengan dua temannya, Idrus dan Dion. Pengalaman itu berbeda dengan 2022 saat pulang sendirian tanpa persiapan matang.
Juanedi mengaku masih bisa senang, tidak akan bosan karena ada teman ngobrol selama perjalanan. Dia juga sudah membagikan pengalaman pahitnya dua tahun lalu kepada dua rekannya tersebut.
"Dua teman saya ini baru merantau, ini pertama kali mereka mudik. Saya wanti-wanti ke mereka, biar nggak kaget, siapin semua biar di jalan nggak repot," ucapnya.
Ekspresi dua temannya dan Juanedi tentu saja berbeda. Juanedi masih tampak kalem saat menunggu bus yang sudah telat tujuh jam lebih sejak dari biasanya jam 10 jadwal keberangkatan. Sedangkan kedua temannya tampak masygul dan kelelahan akibat menunggu lama.
Hingga pukul 17.20 WIB, Juanedi dkk masih terlihat nangkring di selasar ruang tunggu. Kabar pasti juga belum mereka dapat, pukul berapa bus akan tiba.
"Ya macet gini kadang asik juga. Belum mudik kalau belum macet," katanya sambil tertawa.
"Kalau pengennya ya cepat nyampe. Tapi ya keadaannya seperti mau bagaimana lagi. Mau menyalahkan juga rasanya nggak bakal mengubah apapun," sambungnya.
Sempat Kehabisan Tiket
Junaedi dan kawannya sempat kesulitan mencari tiket. Padahal mereka sudah mulai mecari sejak tanggal 30 Maret.
Mulai dari layanan daring dan luring dijajaki demi mendapat tiket pulang kampung. Dia pun akhirnya bisa reservasi lewat agen langsung di Terminal Kalideres.
"Saya dapat bus Sinar Dempo harganya Rp. 680 ribu. Kemarin nyarinya San atau CSH, tapi nggak ada. Sinar Dempo ini baru," katanya.
Awalnya Juanedi ragu dengan bus Sinar Dempo. Katanya jalur yang diambil bus itu berbeda dengan yang biasa dia tumpangi.
"Saya biasa pakai CSH atau San. Itu udah tahu jalannya ke mana, turunnya di mana. Kalau ini belum, jadi agak takut juga. Tapi setelah dengar masih lewat tempat saya, ya coba saja," ungkapnya.
Junaedi bersama dua temannya bekerja di RS Agung, Jakarta. Juanedi sudah merantau sejak 2020, kemudian temannya menyusul tahun lalu.
Berbagi Cerita Bersama detikcom Yuk!
detikcom mengundang para pembaca untuk berbagi cerita dan pengalaman selama menjalani mudik pada Lebaran Idulfitri 2024 ini.
Cerita dan foto dapat dikirimkan ke email redaksi detikcom di alamat redaksi@detik.com. Jangan lupa sertakan nomor telepon yang dapat dihubungi ya.
Ikuti berita-berita terkini dan terkait arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik (insert link: https://temanmudik.detik.com/)
Salam sehat, semoga lancar sampai tujuan.