Kecaman ke Jemaah Aolia Buntut 'Lebaran usai Telepon Allah'

Kecaman ke Jemaah Aolia Buntut 'Lebaran usai Telepon Allah'

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 07 Apr 2024 06:02 WIB
Imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu saat menyampaikan klarifikasi melalui video.
Foto: Tangakapan layar

MUI: Perlu Diingatkan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menyoroti pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul itu. MUI menilai kasus yang terjadi di Gunungkidul itu sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan.

"Kasus di sebuah komunitas di Gunungkidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan," kata Ketua MUI Asrorun Ni'am kepada wartawan, Sabtu (6/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ni'am bahkan memandang praktik agama tersebut bisa dikatakan menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Sehingga, kata dia, mengikuti praktik tersebut hukumnya haram.

"Kalau praktik keagamaan itu dilakukan dengan kesadaran dan menjadi keyakinan keagamaannya, maka itu termasuk pemahaman dan praktik keagamaan yang menyimpang, mengikutinya haram," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ni'am menyampaikan puasa Ramadan termasuk dalam ibadah mahdlah. Penentuan awal dan akhir ibadah telah ditetapkan oleh syariah. Pelaksanaannya pun, jelas Ni'am, mesti berlandaskan ilmu agama serta keahlian.

"Tidak boleh hanya didasarkan pada kejahilan. ⁠Bagi yang tidak memiliki ilmu dan keahlian, wajib mengikuti yang punya ilmu dan keahlian. Tidak boleh menjalankan ibadah dengan mengikuti orang yang tak punya ilmu di bidangnya," tegasnya.

Klarifikasi

Imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu, viral mengucapkan 'telepon Allah' terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri. Mbah Benu menyampaikan klarifikasi dan menegaskan bahwa itu hanya istilah.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu dalam video, dilansir detikJogja, Sabtu (6/4). Video itu dibagikan pihak terkait kepada para wartawan.

Mbah Benu lalu mengatakan bahwa istilah tersebut adalah perjalanan spiritualnya selama ini dalam memeluk agama Islam. Dia juga turut meminta maaf jika perkataannya menyinggung banyak pihak.

"Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujarnya.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih," tambahnya.


(azh/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads