Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta memperkirakan sekitar 8 juta penduduk Ibu Kota akan mudik lebaran tahun ini. Disdukcapil menyoroti fenomena banyaknya pemudik yang pulang ke Jakarta membawa sanak saudaranya untuk beradu nasib.
"Kalau kita lihat prediksi secara nasional itu disampaikan akan ada kenaikan 60 persen pemudik, yaitu dari 123 juta menjadi 193 juta. Bagaimana dengan Jakarta? Kita perkirakan pemudik dari Jakarta itu sekitar 60-70 persen dari penduduk Jakarta, yaitu sekitar 7 sampai 8 juta yang akan mudik," kata Kadisdukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin kepada wartawan, Jumat (5/4/2024).
Budi menyadari Jakarta masih menjadi pusat urbanisasi, khususnya bagi masyarakat yang hendak mencari peruntungan. Di tahun 2023 saja, kata dia, sekitar 84% pendatang dari daerah ke Jakarta merupakan lulusan SMA ke bawah. Sementara sisanya berpenghasilan rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga pada kenyataannya warga yang datang ke Jakarta setibanya di sini banyak yang menjadi pengangguran," ujarnya.
Budi lantas mengimbau agar warga Jakarta yang saat ini pulang ke kampung halamannya tidak balik ke Jakarta sambil membawa kerabatnya tanpa adanya jaminan maupun tempat kerja yang layan di Ibu Kota.
"Iya kami mengimbau kepada warga Jakarta yang saat ini merayakan hari Idul Fitri di kampung halamannya agar saat kembali nanti untuk tidak membawa sanak saudaranya kerabat keluarga lainnya ke Jakarta tanpa ada jaminan tempat tinggal, dan juga tempat kerja yang layak di Jakarta. Ia meminta agar para pendatang tak sekadar modal nekat mengadu nasib di Jakarta," ujarnya.
"Karena profiling yang tadi saya sampaikan penduduk Jakarta yang 80 persen selama 4 tahun (terakhir) adalah mereka yang SMA ke bawah dan hampir 40 persen itu berpenghasilan rendah maka jangan hanya modal nekat, karena ini tentu akan menyusahkan para pendatang itu sendiri dan juga masyarakat Jakarta," lanjut Budi.
Di sisi lain, Budi meminta agar calon pendatang mempersiapkan diri dengan mengasah skill serta telah mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Dengan begitu, hidup mereka lebih terjamin.
"Secara sadar juga mempersiapkan diri, skill dan keahliannya sehingga dengan jaminan tempat kerja juga, dan pemberian kerja, sehingga ketika menetap di Jakarta sudah bisa terjamin. Jangan sampai hanya datang ke Jakarta, ubah KTP dan kemudian kembali ke daerah asal," imbuhnya.
(taa/eva)