Jajaran Kodim 0621 Kabupaten Bogor meninjau permukiman warga terdampak kebakaran gudang amunisi daerah (gudmurah) milik Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Gunungputri. Puluhan personel TNI dikerahkan.
"Sebanyak 80 orang personel yg terdiri dari Koramil 0621-05/Gunung Putri sebanyak 10 orang, Jihandak Denzipur 3 sebanyak 25 orang, Paldam Jaya 30 orang, perangkat Desa Ciangsana 10 orang, dan tim kesehatan 4 orang," kata Dandim 0621 Kabupaten Bogor, Letkol Kav Gan Gan Rusgandara, dalam keterangannya, Senin (1/4/2024).
Peninjauan dimulai dengan penyisiran wilayah sekitar. Terutama di Kampung Parung Pinang yang berlokasi sekitar 150 meter dari lokasi kebakaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan penyisiran fokus di Kampung Parung Pinang karena wilayah tersebut berjarak 150 meter dari gudang yang terbakar dan meledak," ucapnya.
Gan Gan mengatakan kegiatan dilakukan hingga minggu depan. Kegiatan juga dilanjutkan dengan buka bersama warga yang terdampak tersebut.
"Kegiatan ini rasa bentuk Kebersamaan antara anggota Kodim dengan masyarakat Parung Pinang yang terkena bencana," jelasnya.
Kegiatan diikuti sebanyak 150 orang, dimulai dengan tausiah dan pembagian sembako, kemudian salat tarawih bersama. Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan melapor apabila menemukan benda mencurigakan.
"Apabila ada ditemukan barang atau benda yang mencurigakan agar melaporkan kepada anggota Koramil dalam hal ini Babinsa," tuturnya.
8 Rumah Belum Boleh Dihuni
Sebelumnya, warga di Kampung Parung Pinang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, yang sempat mengungsi akibat kebakaran gudang amunisi daerah (gudmurah) milik Kodam Jaya, sudah kembali ke rumah masing-masing. Akan tetapi, masih ada 8 rumah yang belum bisa ditempati.
"Sekarang (kondisi) alhamdulillah aman. (Warga) sudah pulang ke masing-masing rumahnya. Baru boleh pulang tadi pagi jam 10.00 WIB," kata Ketua RW 11 Samat Sanjaya ditemui di Kampung Parung Pinang, Desa Ciangsana.
Samat menyebut masih ada 8 rumah yang belum bisa dihuni. Rumah-rumah tersebut berada paling dekat dengan gudang peluru dan pagar pembatas lahan milik Kodam Jaya.
"Cuma itu masih 8 rumah yang belum bisa ditempati. Kalau siang bisa, kalau malem nggak bisa tidur di rumah, takutnya ada hal-hal yang tidak diinginkan ke warga saya. Siang untuk beres-beres boleh, kalau malem nginep di kontrakan saya. (Posisi 8 rumah) di sisi tembok (lahan Kodam Jaya), 60-an meterlah," kata Samat.
"Sekitar 38 rumah yang rusak. Rusak ini kebanyakan bukan bangunannya ya, (tapi) plafon sama asbes yang pecah, kaca pecah. Kalau bangunan retak-retak aja, nggak ada yang roboh," imbuhnya.
(rdh/dek)