Cerita seorang penumpang wanita menjadi korban dugaan penodongan dan pemerasan oleh pengemudi taksi online viral di media sosial (medsos). Grab selaku perusahaan yang bermitra dengan driver taksi online itu memberi penjelasan.
Grab menyesalkan peristiwa tersebut dan akan mendukung kepolisian dalam mengusut kasus. Grab juga menawarkan sejumlah bantuan kepada korban.
"Grab Indonesia sangat menyesalkan dugaan tindakan salah seorang Mitra Pengemudi GrabCar terhadap penumpang di Jakarta pada 25 Maret 2024. Grab Indonesia sepenuhnya akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mendukung penyelidikan atas laporan dari penumpang tersebut," demikian keterangan resmi dari Grab lewat akun Instagram @grabid, Kamis (28/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grab mengaku sudah menghubungi korban di hari kejadian pada Senin (25/3) malam. Pada Selasa (26/3) dini hari, Grab menghubungi dan meminta keterangan dari driver mitranya yang diduga menjadi pelaku.
Setelah itu, Grab menghubungi pihak korban dan mendapatkan penjelasan kronologi dugaan tindak pidana yang dilakukan pelaku termasuk informasi perihal unit ponsel milik penumpang yang ada di mobil mitra pengemudi.
Grab lalu mengambil tindakan terhadap mitranya tersebut setelah mendapatkan keterangan dari pihak korban.
"26 Maret pukul 03:39 WIB: Menonaktifkan akun Mitra Pengemudi setelah mendapatkan kronologi rinci dari perwakilan keluarga penumpang," kata dia.
Kemudian Grab menonaktifkan akun driver mitranya setelah mendapatkan kronologi rinci dari pihak korban. Pada hari yang sama, Grab memanggil driver ke Grab Driver Center. Saat itu, si driver mengembalikan HP korban.
Pada Rabu (27/3), Grab kembali menghubungi korban untuk mengembalikan HP sekaligus menawarkan pendampingan hukum dan dukungan transportasi ke korban selama proses penyelidikan berlangsung. Pada malam harinya, Grab mengaku kembali menghubungi korban untuk menawarkan layanan konseling, penjagaan keamanan tambahan, bantuan hukum, juga penggantian biaya medis.
Grab juga berkoordinasi dengan pihak korban dan kepolisian untuk menyediakan data-data yang diperlukan untuk mengusut kasus.
"Grab tidak menoleransi tindak kekerasan dalam bentuk apapun dan akan mengambil langkah tegas sesuai peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku," kata Grab.
detikcom sudah berupaya menghubungi penumpang wanita itu tetapi belum mendapatkan respons. Di sisi lain, pihak kepolisian sedang menelusuri kejadian ini.
"Kami cek ya," ucap Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho saat dimintai konfirmasi terpisah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga 'Saat Grab Buka Suara Soal Imbauan THR untuk Ojol':
Viral di Medsos
Kabar penumpang wanita menjadi korban kekerasan, pemerasan, hingga percobaan penculikan beredar di medsos. Cerita itu dibagikan korban di akun Instagram hingga kemudian viral.
Awalnya korban hendak pulang ke rumah usai pergi ke mall dengan memesan taksi online. Dia sempat mengecek pelat nomor polisi mobil yang ditumpanginya dan sesuai dengan aplikasi.
Kejanggalan dimulai ketika taksi online itu tiba-tiba masuk ke tol. Penumpang itu sempat bertanya ke pengemudi dan dijawab mengikuti aplikasi peta di ponselnya. Tiba-tiba si pengemudi mengaku sesak nafas dan meminta penumpang menggantikannya menyetir tapi penumpang menolak.
Penumpang mulai merasa ada gelagat aneh dan mengecek aplikasi taksi online. Ternyata dalam aplikasi itu diketahui jika pengemudi tidak menekan 'Pick Up'. Setelahnya tiba-tiba pengemudi menodongkan ponselnya ke penumpang dan meminta agar penumpang mentransfer sejumlah uang.
Si penumpang pun mengambil langkah ekstrem karena mobil bergerak pelan di tol dengan lompat dari mobil itu. Dia berteriak meminta tolong tetapi si pengemudi mengejarnya. Penumpang lalu dipaksa masuk ke mobil dan diperas Rp 100 juta. Penumpang terus menolak meski diancam akan dibuang di tol.
Singkatnya penumpang terus memberontak dan ada seseorang yang di tepi tol yang mengetahui. Si penumpang pun lompat dari tepi tol yang cukup tinggi hingga mengalami luka-luka, sedangkan si pengemudi taksi online berhasil kabur dengan membawa ponsel milik penumpang. Penumpang itu mendapatkan pertolongan orang sekitar yang belakangan diketahuinya berada di wilayah Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.