Banjir di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar) terjadi lebih dari 2 hari. Warga berharap Kali Semongol dikeruk lebih dalam agar aliran air di sungai lebih baik.
Sekretaris RT 15 RW 3 Tegal Alur Chomidah mengatakan Kali Semongol saat ini terbilang masih dangkal. Jika air meluap dari sungai, permukiman warga akan terdampak banjir.
"Kalau sampai surut beberapa jam setelah banjir kayaknya nggak mungkin. Karena kalinya masih dangkal. Kalau mungkin tanahnya dikeruk lebih dalam bisa jadi lebih cepat," ujar Chomidah kepada detikcom, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chomidah menjelaskan, beberapa upaya untuk mengantisipasi banjir di Tegal Alur sudah dilakukan, misalnya sosialisasi soal jangan buang sampah sembarangan.
"Masih banyak warga yang buang sampah sembarangan karena enak bisa langsung buang. Sudah ada edukasi tentang jangan buang sampah sembarangan, tapi namanya warga susah. Akibatnya jadi banjir lagi," jelasnya.
Selain buang sampah, penggunaan pompa air untuk mengalirkan air juga kerap digunakan. Sayangnya saat banjir kemarin pompa air dalam kondisi rusak.
![]() |
"Di Kali Semongol itu ada pompa air yang dialirkan ke Kamal Muara. Cuma kemarin pompa airnya sempat rusak," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, dalam tiga hari terakhir ini banjir melanda Tegal Alur sejak Jumat (22/3) dan baru surut pada Minggu (24/3).
Titik banjir di Tegal Alur terakhir berlokasi di Jalan Lingkungan III RT 15 RW 03. Banjir terjadi karena Kali Semongol yang berada di dekat permukiman meluap.
Kali itu berdempetan dengan permukiman warga, tepatnya di sebelah timur. Ketika turun hujan deras, Kali Semongol berpotensi meluap sehingga air mengalir ke permukiman warga.
Warga sudah mulai membersihkan rumah dari sisa banjir sejak Minggu (24/3). Warga menyebut Tegal Alur menjadi lokasi langganan banjir sejak awal 2000-an.
Warga menyebut banjir terbesar di Tegal Alur terjadi pada 2007 dan 2020 yang tingginya mencapai 1-2 meter.
(jbr/jbr)